27 Juni 2025

7 Sunnah Sebelum Salat Hari Raya

0
7 Sunnah Sebelum Salat Hari Raya

dok.muslimhands

JAKARTA — Sebelum salat Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, terdapat beberapa sunnah yang dijalankan kaum muslim. Salah satunya yakni muslim dapat mengenakan pakaian yang bagus di Hari Raya.

Mengutip buku Panduan Zakat Fithri dan Shalat Idul Fithri oleh Yusuf Abu Ubaidah dan Syahrul Fatwa, berikut sunnah-
sunnah sebelum salat Hari Raya:

  1. Mandi
    Ketahuilah bahwasanya tidak shahih semua hadits dari Rasulullah ﷺ yang berkaitan tentang mandi dalam salat dua hari raya. Imam al-Bazzar rahimahullah mengatakan: “Saya tidak mengetahui hadits shahih tentang mandi dua hari raya.” 

Akan tetapi, terdapat beberapa atsar dari sebagian sahabat yang menunjukkan hal ini. Di antaranya ialah dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma bahwasanya beliau mandi di hari raya Idul Fithri ketika hendak pergi ke lapangan.

  1. Berpakaian bagus
    Al-Allamah Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata: “Nabi ﷺ me­makai pakaian terbagusnya untuk salat hari raya. Beliau mempu­ nyai pakaian khusus untuk shalat hari raya dan shalat Jumat…” 

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ibnu Abi Dunya dan al-Bai­haqi meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma me­makai pakaian terbagusnya untuk shalat dua hari raya.” 

Imam Malik Rahimahullah mengatakan: “Saya mendengar ahli ilmu, mere­ka mensunnahkan seorang memakai minyak wangi dan pakaian ba­gus pada setiap hari raya.” 

  1. Makan sebelum Idul Fitri

عن أنس بن مالك قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يغدو يوم الفطر حتى يأكل تمرات.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma.” (HR. Bukhari)

  1. Makan Terlebih Dahulu sebelum Salat Idul Fitri

Dari Buraidah radhiyallahu anhu berkata: “Nabi ﷺ tidak keluar pada Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu. Adapun pada Idul Adha beliau tidak makan hingga pulang dan makan dari daging kur­ban sembelihannya.”  (Hasan, Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi dan Ahmad)

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata: “Demikianlah pendapat mayoritas ahli ilmu seperti Ali radhiyallahu anhu, Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, Syafi’i rahimahullah, dan sebagainya. Saya tidak mendapati perselisihan pendapat tentangnya.” 

  1. Berjalan Kaki

عن عليِّ بنِ أبي طالبٍ قال : مِن السنةِ أن تَخْرُجَ إلى العيدِ ماشيًا
ّ
Dari Ali radhiyallahu anhu berkata: “Termasuk sunnah yaitu engkau keluar salat hari raya dengan berjalan kaki.” (Hasan. Riwayat Tirmidzi No. 530, Ibnu Majah No. 161; dihasankan al-Albani dengan syawahidnya dalam Shahih Tirmidzi 1/164)

Hikmahnya banyak sekali, di antaranya lebih menyemarakkan syiar Islam, merendahkan diri dan tidak sombong, menjalin keber­samaan, dan tidak mengganggu orang yang berjalan. Adapun kalau ada udzur, seperti tempat lapangannya jauh, sudah tua, atau sakit, maka boleh berkendaraan. Wallahu A’lam.

  1. Menempuh jalan yang berbeda

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: “كان النبي صلى الله عليه وآله وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah apabila (be­rangkat dan pulang) pada hari raya mengambil jalan yang ber­beda.”  (HR. Bukhari)

  1. Takbir

رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يخرج يوم الفطر فيكبر حتى يأتي المصلى وحتى يقضي الصلاة فإذا قضى الصلاة قطع التكبير

“Nabi ﷺ apabila pada hari raya Idul Fitri, beliau bertakbir hingga sampai di lapangan dan melaksanakan salat. Apabila selesai shalat maka beliau memutus takbirnya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan al-Mahamili dalam Kitab Sha­lah al-’Idain dengan sanad shahih mursal tetapi hadits ini memiliki syawahid sehingga menjadi kuat. Lihat ash-Shahihah No. 170)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *