Bantuan Medis Akhirnya Masuk Gaza

Ambulans melintas di reruntuhan Gaza dok.anadoluagency
WASHINGTON — Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (26/6/2025) menyatakan, badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza semenjak 2 Maret.
Dalam sebuah unggahan di X, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, WHO mengangkut sembilan truk yang membawa pasokan medis penting, 2.000 unit darah, dan 1.500 unit plasma ke Gaza pada Rabu (25/6/2025).
Pasokan tersebut masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom. Selain itu, tanpa insiden penjarahan, meskipun kondisi berisiko tinggi di sepanjang rute.
Adapun darah dan plasma telah dikirim ke fasilitas penyimpanan dingin Kompleks Medis Nasser dan akan didistribusikan ke rumah sakit. “(Ini) menghadapi kekurangan kritis di tengah meningkatnya jumlah korban luka, banyak yang terkait dengan insiden di lokasi distribusi makanan,” kata dia.
Dia mengatakan, sisa pengiriman akan didistribusikan ke rumah sakit prioritas dalam beberapa hari mendatang. “Empat truk WHO masih berada di Kerem Shalom dan lebih banyak lagi sedang dalam perjalanan ke Gaza,” kata Tedros.
Pengiriman ini menandai keberhasilan yang langka di tengah keterbatasan akses kemanusiaan selama berbulan-bulan ke daerah kantong itu. Sementara tempat infrastruktur kesehatan telah hancur akibat permusuhan yang sedang berlangsung.
“Namun, pasokan medis ini hanyalah setetes air di lautan. Bantuan dalam skala besar sangat penting untuk menyelamatkan nyawa,” kata Tedros.
Ia menegaskan kembali seruan badan tersebut untuk akses kemanusiaan yang lebih luas “WHO menyerukan pengiriman bantuan kesehatan yang segera, tanpa hambatan, dan berkelanjutan ke Gaza melalui semua rute yang memungkinkan,” ucapnya.
Adapun Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza pada 18 Maret. Zionis menghancurkan gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada Januari.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Di sisi lain, Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.