Krisis Kelaparan di Gaza kian Memburuk

Bayi Palestina meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza dok.anadoluagency
NEW YORK — Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan pada Jumat (11/7/2025), krisis kelaparan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara upaya kemanusiaan terhambat oleh pembatasan akses.
“Situasinya lebih buruk daripada yang pernah saya lihat sebelumnya,” kata wakil direktur eksekutif WFP, Carl Skau, dalam konferensi pers di markas besar PBB di New York setelah kunjungan keempatnya ke Gaza, melansir Anadolu Agency.
Skau menekankan, kebutuhan kemanusiaan tidak pernah setinggi ini. Ia mengatakan, kemampuan PBB untuk merespons dan membantu tidak pernah seketat ini.
Ia mengatakan, laporan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) baru-baru ini menemukan 500 ribu orang di Gaza menghadapi kelaparan. Selain itu, situasi di Gaza juga semakin memburuk.
“Sekarang, malnutrisi sedang melonjak. Ada 90 ribu anak sekarang sangat membutuhkan perawatan untuk malnutrisi. Satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama berhari-hari,” kata dia.
Skau bercerita tentang pertemuannya dengan keluarga-keluarga yang bertahan hidup dengan sup yang terbuat dari beberapa lentil atau beberapa potong pasta saja. Di samping itu, para ibu juga berusaha mencegah anak-anak mereka bermain untuk menghemat energi karena kekurangan makanan.
“Saya bertemu keluarga-keluarga yang telah pindah dua atau tiga kali dalam 10 hari terakhir, mereka telah pindah 20 atau 30 kali,” kata dia.
Skau juga menekankan bahwa kemampuan WFP untuk beroperasi begitu terhambat oleh penundaan yang lama, dan kekurangan bahan bakar.
“Tim kami terjebak menunggu izin dan pos pemeriksaan, seringkali menghabiskan antara 15 dan 20 jam tanpa henti di dalam kendaraan bersenjata mereka untuk mengawal konvoi kami,” kata Skau.