Sekitar 10 Anak Gaza Kehilangan Kaki setiap Hari

Muhammed Omar Selim Muslih (10 tahun) yang mengikuti ayahnya untuk mendapatkan bantuan bagi keluarga mereka di Koridor Netzarim terluka dalam serangan Israel dan diamputasi karena luka pecahan peluru, terlihat di Kota Gaza, Gaza pada 8 Juli 2025 dok.anadoluagency
GAZA — Kelompok Perlindungan Internasional (IPR) pada Selasa (15/7/2025), mengungkap angka-angka mengkhawatirkan terkait kondisi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di Jalur Gaza.
Melansir laman Middle East Monitor, Menurut kelompok tersebut, sekitar 10 anak kehilangan salah satu atau kedua kakinya setiap hari. Hal ini diakibatkan serangan militer Isarel yang terus-menerus.
IPR menyatakan, lebih dari 40 ribu anak di Gaza terluka dalam insiden terkait perang, sementara 1.580 tenaga medis telah wafat. Selain itu, 467 pekerja bantuan kemanusiaan juga kehilangan nyawa.
Laporan tersebut lebih lanjut mencatat, pemindahan paksa yang berulang kali terhadap hampir 90 persen penduduk Gaza telah menimbulkan dampak psikologis dan fisik yang serius. Ini terjadi terutama pada lansia dan penyandang disabilitas. Tantangan ini semakin parah karena perang yang terus berlanjut dan kekurangan bantuan kemanusiaan yang parah.
Di samping itu, menurut data Palestina, setidaknya 67 anak telah meninggal karena kelaparan di Jalur Gaza yang dilanda perang semenjak Oktober 2023.
Di sisi lain, Israel telah menutup perlintasan Gaza untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan semenjak 2 Maret. Hal ini telah memperparah krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah kantong tersebut, yang berdampak pada 2,4 juta penduduk Gaza. Blokade tersebut telah mendorong wilayah tersebut ke dalam kondisi kelaparan, dengan banyak kematian dilaporkan akibat kelaparan.
Selanjutnya, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza semenjak 7 Oktober 2023. Zionis telah membunuh lebih dari 58 ribu warga Palestina sejauh ini, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, dan menyebabkan kekurangan pangan serta penyebaran penyakit.