24 Agustus 2025
Doa Salat Istikharah

dok.freepik

JAKARTA — Saat menghadapi beberapa pilihan, muslim dapat menjalankan salat istikharah dua rakaat untuk mengambil keputusan terbaik. Setelah salat, muslim dapat memanjatkan doa salat istikharah.

Mengutip buku Doa dan Dzikir oleh Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahuma berkata: Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajari kami salat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana beliau mengajari kami surat Alquran. Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan salat sunah (Istikharah) dua rakaat, kemudian bacalah:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ – أَوْقَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ – فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ – أَوْقَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Allahumma inni astakhiruka bi ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal adzim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa talamu wa laa alamu, wa anta allaamul ghuyub. Allahumma inkunta talamu anna hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoirun lii fii diinii wa maasyi wa aqibati amrii, faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihi, wa in kunta talamu anna hadzal amro syarrun lii fii diinii wa maasyi wa aqibati amrii, fasrifhu anni wasrifni anhu waqdur liyalkhoiro haytsu kaana tsumma ardinii bih

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi urusanku) dengan kekuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu anugerah-Mu Yang Mahaagung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini… (orang yang mempunyai hajat hendaklah menyebut urusannya) baik bagi agamaku, hidupku dan akibatnya terhadap diriku -atau Nabi bersabda: … di dunia atau akhirat- maka takdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah bagiku padanya. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini tidak baik bagiku, untuk agamaku, hidupku dan akibatnya bagi diriku, maka singkirkan urusan ter-sebut, dan jauhkan aku daripadanya, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian buatlah aku rela dengannya. ” (al-Bukhari)

Tidak akan menyesal orang yang beristikharah kepada al-Khaliq, bermusyawarah dengan orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani persoalan-nya. Allah Ta’ala berfirman:

“… dan bermusyawarahlah kepada mereka (para Sa habat) dalam urusan itu (peperangan, perekonomian politik dan lain-lain). Bila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah…” (QS. Ali ‘Imran ayat 159)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *