Turunnya Azab

dok.muslimmatters
JAKARTA — Hendaknya manusia berhati-hati agar azab tidak menimpa dirinya. Sebab, azab bisa datang kapan saja akibat dari dosa yang dilakukannya.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Tidaklah suatu nikmat hilang dari seorang hamba, melainkan karena dosa. Tidaklah juga azab menimpanya, melainkan disebabkan dosa. Tidaklah pula bencana diangkat darinya, melainkan karena taubat.
Ali bin Abi Thalib berkata: “Tidaklah turun azab melainkan karena dosa, dan tidaklah diangkat bencana selain karena taubat.” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura ayat 30).
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً اَنْعَمَهَا عَلٰى قَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Anfal ayat 53).
Allah mengabarkan bahwa Dia tidak mengubah nikmat-Nya yang diberikan kepada seseorang sampai orang itu mengubah apa yang ada di dalam diri sendiri. Sehingga, hamba tersebut mengubah ketaatan kepada Allah menjadi maksiat kepada-Nya dan syukur kepada Allah menjadi kufur kepada-Nya, serta mengubah penyebab keridhaan-Nya menjadi kemurkaan-Nya. Jika dia mengubah semua itu, Allah pun mengubah kondisinya, sebagai balasan yang setimpal. Sesungguhnya Rabbmu tidak pernah menzhalimi para hamba-Nya.
Jika hamba mengubah kemaksiatan menjadi ketaatan kepada-Nya, niscaya Allah akan mengubah hukuman menjadi kesejahteraan, serta kehinaan menjadi kemuliaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Rad ayat 11)
Disebutkan dalam sebagian atsar ilahi, bahwa Rabb berfirman:
“Demi keperkasaan dan kemuliaan-Ku, tidaklah seorang hamba-Ku berada di atas suatu perkara yang Aku cintai, lantas ia berpindah kepada perkara yang Aku benci, melainkan Aku juga berpindah dari perkara yang ia cintai kepada perkara yang ia benci. Demikian juga, tidaklah salah seorang hamba-Ku berada di atas perkara yang Aku benci, kemudian dia berpindah kepada perkara yang Aku cintai, melainkan Aku juga berpindah dari perkara yang dia benci kepada perkara yang dicintainya.”