Iman dan Aman

Bendera Indonesia dok.istock
JAKARTA — Iman dan aman merupakan satu kesatuan. Dalam mewujudkan keamanan dalam suatu negeri, hendaknya penduduknya menjadi hamba yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengutip buku Damailah Indonesiaku oleh Yusuf Abu Ubaidah as-Sidawi, Allah Azza wa Jalla berfirman,
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ٨٢
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am ayat 82)
Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ٥٥
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai, dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik. (QS. An-Nur ayat 55)
Iman dan aman adalah dua kata yang bersaudara. Jika kita menginginkan aman maka harus ada iman, karena tanpa iman mustahil terwujud rasa aman.
Maka jika kita mendambakan kedamaian negeri ini, marilah kita bersama perkokoh keimanan kita, tauhid kita, ibadah kita hanya kepada Allah saja, sehingga tidak ada ruang segala corak kesyirikan dan khurafat dalam kehidupan kita, kepercayaan kepada ramalan, sihir dan perdukunan, jimat, pengkultusan kuburan, kirim tumbal dan sesajen, ngalap berkah yang menyimpang dan sebagainya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menga takan: “Barangsiapa mencermati keadaan alam semesta, niscaya dia akan mendapati bahwa semua kebaikan di muka bumi, faktor penyebabnya adalah mentauhidkan Allah dan ibadah kepada-Nya serta mentaati rasul-Nya. Dan segala keburukan di alam semesta, fitnah dan bencana serta serangan musuh dan lain sebagainya faktornya adalah menyelisihi rasul dan ibadah kepada selain Allah”.