UNICEF: Anak Palestina Menanggung Harga Terberat

Anak-anak tidur di jalan setelah dipaksa keluar dari rumah mereka akibat pemboman Israel di Kota Gaza Jumat (19/9/2025) dok.reuters
JENEWA — UNICEF pada Selasa (7/10/2025) mengecam Israel terkait perang berkepanjangan yang menyebabkan dampak buruk bagi anak-anak Palestina. Badan PBB ini mendesak Israel untuk segera mengumumkan gencatan senjata.
“Selama hampir dua tahun, anak-anak telah menanggung harga terberat dalam krisis ini. Rata-rata satu anak tewas atau cacat setiap 17 menit,” kata juru bicara UNICEF, Ricardo Pires, dalam jumpa pers PBB di Jenewa, melansir Anadolu Agency.
Pires menekankan bahwa anak-anak mengalami trauma fisik dan psikologis yang parah. Anak-anak telah menjadi yatim piatu atau mengungsi berkali-kali.
“Mereka terkena kengerian yang seharusnya tidak pernah dilihat atau dialami oleh anak mana pun,” kata dia.
Ia mengatakan, UNICEF menyambut baik upaya perdamaian oleh Amerika Serikat (AS). Akan tetapi ia memperingatkan bahwa pemboman dan serangan udara terus berlanjut di Gaza utara dan selatan.
Pada 29 September, Presiden AS Donald Trump meluncurkan proposal 20 poin yang mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, dan pembangunan kembali Gaza. Hamas pada prinsipnya menyetujui rencana tersebut.
Badan tersebut menyuarakan kekhawatiran atas penolakan akses kemanusiaan yang berulang. Pires mengatakan inkubator dan ventilator yang begitu dibutuhkan untuk bayi prematur telah diblokir.
“Kita berbicara tentang anak-anak yang berbagi masker oksigen agar tetap hidup,” kata dia.
Dia mengatakan, satu dari lima bayi di Gaza kini lahir prematur. Badan tersebut masih menunggu izin untuk mengirimkan peralatan medis penting dari utara ke selatan, meskipun telah berulang kali diminta.
Selain itu, malnutrisi juga melonjak. Lebih dari 10.000 anak didiagnosis menderita malnutrisi akut dalam dua bulan terakhir. Sekitar 2.400 anak di Kota Gaza saat ini sedang menerima perawatan untuk malnutrisi akut berat, yang diperingatkan Pires dapat berakibat fatal jika mereka terputus dari perawatan.
“Respons yang tidak proporsional yang terjadi setelahnya (Oktober 2023), dan yang masih berlanjut hingga saat ini, harus diakhiri, dan harus diakhiri sekarang juga,” ucapnya.