Sulitnya Dokter Gaza Identifikasi Jenazah Tahanan Palestina

GAZA — Para dokter di Gaza mengatakan mereka hanya mampu mengidentifikasi dua dari 120 jenazah tahanan Palestina dari Israel. Hal ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

“Jenazah-jenazah itu datang kepada kami hanya dengan nomor dari 1 hingga 120. Tidak ada dokumen, tidak ada catatan, bahkan tidak ada catatan. Hanya simbol, dan keheningan,” kata Kepala kedokteran forensik di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Dr. Ahmed Dhahir melansir The National.

Dia mengatakan, pekerjaan mereka terhambat oleh kegagalan Israel untuk memberikan informasi apa pun tentang jenazah-jenazah tersebut. Selain itu juga karena kurangnya peralatan khusus untuk tugas tersebut.

Ia menggambarkan proses identifikasi tersebut sebagai primitif dan memilukan.

“Kami tidak memiliki laboratorium DNA, tidak ada alat pemindai canggih,” kata dia.

“Yang bisa kami lakukan hanyalah memeriksa tinggi badan, struktur tubuh, cedera yang terlihat, lalu mendokumentasikan semuanya dengan cermat,” lanjutnya.

Setelah berhari-hari bekerja dan mendapatkan tiga nama dari otoritas Israel, mereka mengidentifikasi dua jenazah.

“Wajah mereka hampir tidak dapat dikenali. Itu adalah tugas paling menyakitkan dalam karier saya,” kata Dr. Dhahir.

Adapun Israel membebaskan hampir 2.000 tahanan hidup dari Gaza dengan imbalan 20 sandera hidup yang ditahan oleh Hamas. Ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata untuk menghentikan perang selama dua tahun.

Israel juga setuju untuk menyerahkan jenazah 15 tahanan dengan imbalan masing-masing dari 28 sandera mati yang ditahan oleh Hamas. Kelompok tersebut sejauh ini baru mengembalikan sembilan orang.