Hukum Bid’ah

dok.aboutislam
— Sesungguhnya agama Islam sudah sempurna setelah wafatnya Rasulullah shallallahu’alaihwasallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
…اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ…
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” (QS. Al-Maidah ayat tiga)
Mengutip Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, Rasulullah ﷺ telah menyampaikan semua risalah, tidak ada satu pun yang ditinggalkan. Beliau ﷺ telah menunaikan amanah dan menasihati ummatnya.
Kewajiban seluruh ummat mengikuti petunjuk Nabi Muhammad, karena sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan. Wajib bagi seluruh ummat untuk mengikuti beliau dan tidak berbuat bid’ah serta tidak mengadakan perkara-perkara yang baru karena setiap yang baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.
Tidak diragukan lagi bahwa setiap bid’ah dalam agama adalah sesat dan haram, berdasarkan sabda Nabi:
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
“Hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru. Setiap perkara-perkara yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat. “
Shahih: HR. Abu Dawud (no. 4607), at-Tirmidzi (no. 2676), Ahmad (IV/126-127) dan Ibnu Majah (no. 42, 43, 44), dari Sahabat Irbadh bin Sariyah radhiallahu anhu.
Demikian juga sabda beliau :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هُذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدُّ.
“Barang siapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak”
Shahih: HR. Al-Bukhari dan Muslim.
Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa perkara baru yang dibuat-buat dalam agama ini adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat dan tertolak. Bid’ah dalam agama itu diharamkan. Namun tingkat keharamannya berbeda-beda tergantung jenis bid’ah itu sendiri.
Baca juga: Celaan terhadap Bid’ah