21 Oktober 2025
FB_IMG_1761051006642

Ilustrasi dok.pinterest

— Setiap muslim sebelum mencapai pintu surga diharuskan melewati ujian berat dengan menyeberangi Sirath atau sebuah jembatan yang terbentang di atas neraka jahanam.

“Yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Licin dan menggelincirkan. Kedua sisi Sirath terdapat besi pengait yang bergantungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar,” kata Pendakwah Ustadz Najmi Umar Bakkar melalui pesan Telegram.

Saat melewati shirath dengan cepat sesuai dengan kadar keimanan dan amal shalih mereka. Ada yang secepat kedipan mata dan secepat kilat. Secepat angin dan secepat burung. Secepat kuda pacuan dan secepat hewan tunggangan. Secepat orang yang berlari dan yang berjalan kaki dengan cepat, dan ada juga yang dengan cara merangkak,” lanjut Ustadz Najmi.

Ustadz Najmi mengatakan, ada yang selamat dengan cepat dan aman. Ada yang selamat namun tubuhnya disambar hingga robek dan terputus, ada pula yang terkait, dan terlempar jatuh ke Jahanam.

Lantas Bagaimana Kiat Supaya Selamat Saat Seseorang Berada Di Atas Shirath?

  1. Menjadi Orang yang Bertakwa

“Dan Tiada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya yaitu sirath. Hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami Akan Menyelamatkan orang-orang yang Bertakwa, dan membiarkan orang-orang yang zhalim di dalam (Neraka itu) dalam keadaan berlutut” (QS. Maryam ayat 71-72)

  1. Istiqomah di atas Sunnah Nabi ﷺ

Di dunia ini Allah mempunyai sirath, dan di akhirat Allah juga mempunyai sirath. Barangsiapa yang Istiqomah berada di atas sirath Allah ketika hidup di dunia, maka Allah akan meneguhkannya ketika ia melewati ‘Sirath-Nya’ nanti di akhirat.

Sirath Allah di dunia adalah jalan yang lurus, yang selalu diminta di setiap salat, yaitu Jalannya Nabi Muhammad ﷺ dan hendaknya konsisten dengan jalan lurus ini.

“Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul (yang berada) di atas jalan yang lurus” (QS. Yasin ayat tiga)

Muslim yang Mengikuti Sunnah (ajaran yang murni) dari Nabi ﷺ dalam aqidah, ibadah dan akhlak yang benar, maka dia telah berada di atas Jalan yang Lurus.

  1. Tidak Menjadi Orang Munafik

“Pada Hari engkau akan melihat Orang Yang Beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan serta di samping kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) Surga yg mengalir dibawahnya sungai-sungai mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yg agung” (QS. Al-Hadid ayat 12)

“Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman : “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu”. (Kepada Mereka) Dikatakan “Kembalilah kamu ke belakang, dan carilah sendiri Cahaya (untukmu)”, kemudian di antara mereka pun dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab” (QS. Al-Hadid ayat 13)

“Orang-orang Munafik pun memanggil orang-orang mukmin : “Bukankah kami dulu bersama kamu?” Mereka menjawab : “Benar, tapi kamu mencelakakan dirimu sendiri. Dan kamu hanya menunggu, dan meragukan (janji Allah) dan ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang Ketetapan Allah, dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah” (QS. Al-Hadid ayat 14)

  1. Bertaubat dengan Taubat Nasuha

Wahai orang-orang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha. Mudah-mudahan Tuhanmu menghapus kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam Surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari Ketika Allah tidak Menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya. Sedang cahaya mereka pun memancar di hadapan serta di sebelah kanan mereka. Sambil mereka berkata : “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. At-Tahrim ayat delapan)

  1. Berdoa Memohon Kepada Allah, agar mendapat cahaya saat di Sirath

Saat melewati sirath, kaum muslimin membutuhkan banyak cahaya dan agar bisa mendapatkan keselamatan maka bisa juga dengan membaca doa ini, yaitu :

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَفَوْقِي نُورًا، وَتَحْتِي نُورًا، وَأَمَامِي نُورًا، وَخَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا

“Ya Allah, jadikanlah cahaya pada hatiku, penglihatan dan pendengaranku. Cahaya dari sebelah kananku dan sebelah kiriku. Cahaya dari atasku, serta dari bawahku. Cahaya dari Depanku, dan dari Belakangku dan berikanlah aku cahaya” (HR. Bukhari no. 5957 & Muslim no. 763)

  1. Selalu Menjaga Salat lima Waktu, khususnya Salat Isya serta Subuh

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Dan salat adalah cahaya” (HR. Muslim, hadits dari Abu Malik Al-Asy’ary)

“Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan malam (salat Isya dan subuh) menuju Masjid dengan Cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat” (HR. Abu Dawud no. 561, at-Tirmidzi no. 223 dan Ibnu Majah no. 640, hadiits dari Buraidah al-Aslamy)

  1. Membantu Seorang Muslim

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
Barangsiapa yang telah berjalan bersama saudaranya yang muslim untuk suatu keperluan sampai terpenuhi untuknya, maka Allah Akan mengokohkan Kedua Kakinya (di atas Shirath) pada hari yang mana kaki-kaki akan tergelincir.
(HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 6026, Al-Ashbahani, serta Ibnu Abid Dunya, hadits dari Ibnu ‘Umar, Shahiihul Jaami’ no.176 & Ash-Shahiihah no.906)

  1. Tidak menuduh dusta kepada mukmin dalam rangka menjadikan buruk namanya

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :

“Barangsiapa yang menuduh (memfitnah) seorang muslim dengan sesuatu dengan tujuan memburukkan namanya, maka Allah akan menahannya di atas sirath (jembatan) Jahannam hingga ia keluar dari keburukan perkataannya (Yaitu ia dibersihkan Dari dosanya dengan sebab : pemberian maaf dari muslim tersebut atau karena syafaat di hari kiamat atau setelah dibersihkan dengan azab sesuai kadar dosa yang telah ia perbuat)”
(HR. Abu Dawud no 4883 dan Ahmad 15649 hadits dari Mu’aadz bin Anas al-Juhani, dihasankan Imam al-Albani dlm Shahih Sunan Abu Dawud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *