16 November 2025

PBB: Situasi Sudan terus Mengerikan

0
thumbs_b_c_ae4e3214a283e55dba24ea22de790a64

Situasi di Sudan dok.anadoluagency

WASHIGTON — PBB pada Jumat (31/10/2025) memperingatkan bahwa kondisi di Sudan telah menjadi bencana besar. Hal ini karena kekerasan terus menghancurkan wilayah tersebut dan menghalangi bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa.

“Beralih ke situasi di Sudan, yang terus mengerikan. Setidaknya, rekan-rekan kemanusiaan kami memberi tahu kami bahwa negara bagian Darfur Utara masih dalam kondisi bencana, dengan serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil,” ujar juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, melansir Anadolu Agency.

Dia melanjutkan, akses kemanusiaan ke El-Fasher terputus. Selain itu, orang-orang yang putus asa terus mengungsi ke Tawila dan kota-kota lain untuk mencari perlindungan.

Dia mengatakan, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), setidaknya 62.000 orang telah mengungsi dari El-Fasher dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.

“Kami kembali menyerukan untuk mengamankan jalur aman bagi orang-orang yang mencoba melarikan diri, melindungi mereka yang masih tinggal di El-Fasher, dan akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan di seluruh Darfur dan semua wilayah lain yang membutuhkan di Sudan,” paparnya.

Dujarric mengatakan, PBB tidak dapat memberikan angka kematian pasti di El-Fashir. Hal ini karena kurangnya akses ke wilayah tersebut.

“Saya rasa saat ini kita hanya bisa mengandalkan perkiraan. Ini adalah konflik yang sedang berlangsung, seperti yang Anda ketahui, kita tidak memiliki akses ke El-Fasher,” kata dia.

“Laporan yang saya lihat di video-video yang kita saksikan di TV dari El-Fasher sangat mengerikan. Yang kita butuhkan secepat mungkin adalah akses kemanusiaan untuk membantu mereka yang masih hidup,” lanjutnya.

Adapun Sudan telah dilanda perang saudara antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter semenjak April 2023. Hal ini menyebabkan ribuan kematian dan jutaan orang mengungsi.

Baca juga: Seruan Boikot UEA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *