Amalan Bulan Muharram

dok.muslimhands
JAKARTA — Pada bulan Muharram, umat islam dapat menjalankan amalan-amalan sunnah yang telah disyariatkan. Di antara amalan di bulan Muharram di antaranya puasa, memperbanyak amalan saleh dan tobat.
Dikutip dari buku Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, berikut amalan-amalan sunnah di bulan Muharram:
- Puasa
Salah satu amala sunnah yang dianjurkan pada bulan ini yakni berpuasa. Inilah ibadah khusus yang ada dalilnya secara khusus. Adapun riwayat-riwayat lain yang menyebutkan ritual-ritual khusus selain puasa maka tidak ada yang shahih.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Di hari ‘Asyuro (10 Muharram) tidak ada amalan yang disyariatkan khusus kecuali puasa. Adapun riwayat yang menyebutkan tentang keutamaan bercelak, menyemir, mandi, sholat khusus, membahagiakan keluarga, maka hadits-haditsnya palsu dan didustakan kepada Nabi menurut ulama ahli hadits, sekalipun tersebar di kalangan manusia.” (Ar Raddu ‘Ala Asy Syadzili)
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)
Hadits ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Maksud puasa di sini adalah puasa secara mutlak. Maka hendaknya kita memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, lebih utamanya ketika hari A’syura. Akan tetapi perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, karena Rasulullah ﷺ tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan (HR. Bukhari dan Muslim).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhal adalah puasa Dawud”.
- Memperbanyak amalan shalih
Bagi yang beramal shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan balasan yang besar. (al-Mauizhoh al-Hasanah Bima Yuhthobu Fi Syuhur as-Sanah)
Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya. (at-Tamhid)
- Tobat
Tobat adalah kembali kepada Allah ﷻ dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat adalah tugas seumur hidup. (Hady ar-Ruuh Ila Ahkam at-Taubah an-Nasuh)
Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah ﷻ, karena dosa-dosa itulah yang memberatkan langkah kita dalam beribadah kepada Allah di bulan mulia. (Majmu Fatawa)
Baca juga: Kisah Haru Diterimanya Tobat Ka’ab bin Malik
Selanjutnya, perlu diketahui juga bahwa tidak ada larangan melakukan aktifitas yang mubah di bulan Muharram, apalagi yang bernuansa ibadah, semisal pernikahan.
Dari segi syariat, bulan Muharram adalah bulan yang mulia dan termasuk dalam golongan empat bulan istimewa yang diharamkan Allah ﷻ. Disunnahkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,
“Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah; Muharram. Dan shalat paling utama sesudah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR Ahmad dan Muslim)