Amalan Hari Arafah

Umat Islam berkumpul di Arafah dok.muslimhands
JAKARTA — Hari Arafah yang menjadi puncak ibadah Haji berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 Hijriah atau Kamis (5/6/2025). Terdapat beberapa ibadah yang dilakukan para Salaf terdahulu di Hari Arafah. Amalan-amalan tersebut dapat dijadikan contoh oleh umat islam saat ini.
“Para salaf dahulu sangat mengagungkan hari Arafah ini dan memanfaatkannya dengan berlomba-lomba dalam ibadah baik puasa, dzikir, doa, sedekah dan lain sebagainya,” kata Pendakwah Lulusan Markaz Dakwah Syeikh Utsaimin, Unaizah, Qasim, Arab Saudi 2004-2008, Ustadz Abu Ubaidah dalam pesan singkatnya.
Berikut ini sebagian potret para salaf di hari Arafah:
- Semangat Puasa Arafah
Ummul Mukminin Aisyah radiallahunha berkata:
“Tidak ada satu hari dalam setahun yang paling aku cintai untuk berpuasa di hari tersebut ketimbang hari Arafah”. (Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 2/341)
- Mengajak Keluarga Untuk Puasa Arafah
Berkata imam tabi’in Said bin Jubair رحمه الله:
“Bangunkanlah pelayan-pelayan kalian dan keluarga kalian untuk sahur puasa hari Arafah”. (Hilyatul Auliya 14/281)
- Fokus Berdoa di Hari Arafah
Berkata Umar bin Dawud: Atho’ Al Khurasani pernah berkata padaku:
إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَخْلُوَ بِنَفْسِكَ عِشْيَةَ عَرَفَةَ فَافْعَلْ
“Jika kamu mampu untuk menyendiri saat sore hari Arafah maka lakukanlah”. (Hilyatul Auliya’ 5/197)
Salim bin Abdillah bin Umar pernah melihat ada seorang yang minta-minta kepada manusia di hari Arafah, maka beliau menegur orang tersebut seraya mengatakan: Apakah di hari ini engkau meminta kepada selain Allah?! (At Tamhid 1/129)
- Optimis Allah Kabulkan Doa Kita di Hari Arafah
Abdullah bin Mubarak berkata: Aku pergi ke Sufyan Ats Tsauri sore hari Arafah dan dia sedang bersimpuh sambil meneteskan air mata, akupun menangis. Kemudian dia menoleh kepadaku seraya mengatakan. Apa perlumu? Aku bertanya: Siapa orang yang paling buruk hari ini?
Dia menjawab: “Orang paling buruk hari ini adalah orang yang berprasangka bahwa Allah tidak mengampuni mereka”. (Ibnu Abi Dunya dalam Husnu Dzon Billahi hlm. 92)
- Merengek Mohon Ampun di Hari Arafah
Fudhail bin ‘Iyadh pernah wukuf di Arafah lalu melihat kepada orang-orang yang sedang berwukuf dan mendengar isak tangis mereka sore Arafah. Beliau kemudian berkata: “Seandainya mereka semua pergi ke seseorang untuk meminta daniq (seperenam dirham, begitu sedikitnya), akankah orang tersebut menolak permintaan mereka? Mereka menjawab: Tidak. Beliau kemudian berkata: “Demi Allah, sungguh ampunan di sisi Allah lebih ringan daripada daniq yang diberikan kepada mereka”. (Majlis fi Fadhli Yaumi Arafah hlm. 63 karya Ibnu Nashiruddin Ad Dimasyqi)
- Dermawan di Hari Arafah
Hakim bin Hizam saat wukuf di Arafah membawa 100 unta untuk disembelih dan 100 budak untuk dimerdekakan. Orang-orang nangis histeris sambil berdoa: “Ya Allah, ini adalah hambaMu telah memerdekakan budak-budaknya. Kami semua adalah hamba-hambaMu maka merdekakanlah kami dari Neraka”. (Tarikh Dimasyq 15/117)
- Merendah di Hari Arafah
Abdullah bin Bakr Al Muzani: Aku mendengar seseorang bercerita tentang ayahku, saat beliau wukuf di Arafah, hatinya terenyuh seraya mengatakan: ” Seandainya aku tidak berada di tengah-tengah mereka, saya akan mengatakan: Telah diampuni dosa-dosa mereka”.
Imam Adz Dzahabi berkomentar: “Demikianlah seorang hamba, hendaknya merendahkan dirinya”. (Siyar A’lam Nubala’ 4/534)
Mutharrif bin Abdillah saat wukuf di Arafah berkata: Ya Allah, janganlah engkau menolak doa orang-orang yang wukuf karena sebab diriku”. (Lathoiful Ma’arif, Ibnu Rajab hlm. 496)