3 Oktober 2025
muslim-man-praying-in-the-mosque-with-rays-of-light-coming-through-the-window-ai-generative-photo

Muslim dok.vecteezy

— Cabang-cabang iman jumlahnya ada banyak, disebutkan lebih dari 72 cabang. Namun dalam hadits lain disebut bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70.

Mengutip Kitab Tauhid, Dalil cabang-cabang iman adalah hadits Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,

الْإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ

“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (gangguan) dari tengah jalan, sedangkan rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim, 1/63).

Beliau ﷺ menjelaskan bahwa cabang yang paling utama adalah tauhid, yang wajib bagi setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman itu menjadi sah kecuali sesudah sahnya tauhid tersebut.

Adapun cabang iman yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum Muslimin, di antaranya dengan menyingkirkan duri atau batu dari jalan mereka.

Lalu, di antara kedua cabang tersebut terdapat cabang-cabang lain seperti cinta kepada Rasulullah, cinta kepada saudara Muslim seperti mencintai diri sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau tidak menjelaskan cabang-cabang iman secara keseluruhan, maka para ulama berijtihad menetapkannya. Al-Hulaimi, pengarang kitab al-Minhaj menghitungnya ada 77 cabang, sedangkan al-Hafizh Abu Hatim Ibnu Hibban menghitungnya ada 79 cabang iman.

Sebagian dari cabang-cabang iman itu ada yang berupa rukun dan ushul, yang dapat menghilangkan iman manakala ia ditinggalkan, seperti mengingkari adanya Hari Akhir, dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila meninggalkannya tidak membuat hilangnya iman, sekalipun tetap menurunkan kadar iman dan membuat fasik, seperti tidak memuliakan tetangga.

Terkadang pada diri seseorang terdapat cabang-cabang iman dan juga cabang-cabang nifaq (kemunafikan). Maka dengan cabang-cabang nifaq itu ia berhak mendapatkan siksa, tetapi tidak kekal di neraka, karena di hatinya masih terdapat cabang-cabang iman.

Siapa yang seperti ini kondisinya, maka ia tidak bisa disebut sebagai Mukmin yang mutlak, yang terkait dengan janji-janji tentang surga, rahmat di akhirat dan selamat dari siksa. Sementara orang-orang Mukmin yang mutlak juga berbeda-beda dalam tingkatannya. Wallahu a’lam!

Baca juga: Makna Iman

Baca juga: 25 Penyebab Lemah Iman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *