23 Agustus 2025
Pray-Dua-Cry-Salah-Supplication-Emotional-Shutterstock-e1662946230874

dok.seekersguidance

JAKARTA — Saat menghadapi situasi kesedihan dan duka, muslim dapat membaca doa yang terdapat dalam sebuah hadits. Melalui doa ini, muslim diharapkan dapat mencapai ketentraman hati.

Mengutip Buku Dzikir dan Doa oleh Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, Berikut doa penawar kesedihan yang dapat dibaca,

Pertama,

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، اِبْنُ عَبْدِكَ، اِبْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّيْ

Allāhumma innī ‘abduka, ibnu ‘abdika, ibnu amatika. Nāshiyatī bi yadika, mādhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhā’uka. As’aluka bi kullismin huwa laka, sammayta bihī nafsaka, aw anzaltahū fī kitābika, aw ‘allamtahū ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fī ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’āna rabī’a qalbī, wa nūra shadrī, wa jalaa a huznī, wa dzahaaba hammī.

“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Nabi Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di Tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadha (ketetapan)-Mu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap Nama yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu,- jadikanlah Alquran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, serta pelenyap kesedihan dan duka citaku.” (Ahmad, disahihkan oleh al-Albani)

Kedua,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.

Allâhumma innî a’ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wal ‘ajzi wal kasal. Wal bukhli wal jubni. Wa dhola’i daini wa gholabati rijâl.

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari duka cita dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari kekikiran dan sifat penakut, dari lilitan hutang dan penindasan orang.” (Al-Bukhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *