20 Oktober 2025

Duduk dan Membungkuk pada Manusia, Bolehkah?

0
Duduk dan Membungkuk pada Manusia, Bolehkah?

Salat dok.islamonline

— Muslim sepatutnya menjadi insan yang senantiasa menghambakan diri kepada Robul Alamin, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Baik ketika sujud, rukuk atau menunduk hanya boleh ditujukan kepada Allah ﷻ, bukan pada manusia.

Mengutip Almanhaj, berdasar Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, Rukuk atau membungkukkan badan tidak dibolehkan ketika bertemu siapa saja, tidak kepada orang alim atau lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Adapun membungkuk ketika memberikan penghormatan, itu dilarang sebagaimana disebutkan dalam riwayat Tirmizi dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam,

‘Mereka bertanya tentang seseorang ketika ketemu saudaranya dia membungkukkan (badan).’

Beliau menjawab,

‘Tidak (boleh).’ Karena rukuk dan sujud tidak diboleh dilakukan keculai terhadap Allah Azza Wa Jalla. Meskipun hal ini dilakukan sebagai penghormatan pada syariat selain kita sebagaimana kisah Yusuf,

وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ

“Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu.” (QS. Yusuf ayat 100)

Sementara dalam syariat kita, tidak boleh bersujud kecuali kepada Allah. Bahkan terdapat larangan berdiri (sebagai penghormatan) sebagaimana yang dilakukan orang kafir antara satu dengan  lainnya. Bagaimana dengan ruku dan sujud? Begitu juga ruku yang kurang termasuk dalam larangan ini.’ (Majmu Fatawa, 1/377)

Beliau juga berkata,

‘Menundukkan kepala kepada pembesar, baik dari kalangan syekh atau lainnya. Atau mencium tanah dan semisalnya. Maka hal itu tidak ada perbedaan lagi di antara para imam dalam pelarangannya. Bahkan hanya sekedar membungkuk dengan punggung untuk selain Allah Azza wa Jalla itu dilarang.

Dalam musnad dan lainnya bahwa Muaz bin Jabal radhiallahu anhu ketika pulang dari Syam bersujud kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam.

Maka beliau bersabda, ‘Apa ini wahai Muaz?’

Beliau mengatakan,

‘Wahai Rasulullah, saya melihat di Syam orang-orang bersujud kepada para pendeta dan pembesar, mereka menyebutkan hal itu berasal dari para Nabinya.

Maka (Nabi) bersabda,

‘Mereka itu bohong wahai Muaz, jika saya diperintahkan kepada seseorang untuk sujud, pasati saya akan perintahkan seorang wanita bersujud kepada suaminya, karena haknya yang amat agung kepadanya. Wahai Muaz, apakah jika lewat dikuburanku apakah engkau akan bersujud?’

Beliau menjawab, ‘Tidak.’

Nabi berkata, ‘Jangan engkau melakukan hal ini.’ Atau seperti itu sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam.

Secara umum, berdiri, duduk, rukuk dan sujud adalah hak untuk satu yang disembah pencipta langit dan bumi. Dan apa yang khusus hanya untuk Allah, maka selainnya tidak ada bagian lagi. Seperti bersumpah kepada selain Allah Azza Wajalla.” (Majmu Fatawa, 27/92-93)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *