Enam Sebab Pintu Taufik Tertutup

dok.aboutislam
JAKARTA — Pendakwah Ustadz Najmi Umar Bakkar mengatakan, hidayah yang diberikan kepada manusia berupa ilmu, petunjuk, dan kebenaran. Untuk mengamalkan hidayah maka butuh kepada taufik, yaitu kekuatan dan kemampuan, agar bisa melaksanakan hidayah, serta berbagai bentuk ketaatan.
“Allah akan semakin membukakan pintu taufik bagi hamba-Nya, apabila hamba itu terlihat bersungguh-sungguh dalam beriman dan beramal saleh, keikhlasan, mengikuti sunnah, dan selalu bertaubat, serta lebih cinta kepada negeri akhirat daripada kehidupan dunia yang fana,” kata Ustadz Najmi dalam pesan Telegram.
Ustadz Najmi melanjutkan, sehingga hamba itu pun merasa mudah, ringan dan tidak berat baginya untuk dapat melakukan berbagai nacam ketaatan, baik perkara yang wajib maupun sunnah, serta mudah dan ringan. Hal ini untuk menjauhi berbagai jenis dosa dan kemaksiatan.
“Tapi, terkadang terlihat pada seseorang dimana tidak memiliki kemampuan untuk bisa melakukan berbagai ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, meski dia sudah mengetahui ilmunya, hal ini dikarenakan pintu taufik telah tertutup baginya, lalu mengapakah hal demikian bisa terjadi,” kata Ustadz Najmi.
Syaqiq bin Ibrahim رحمه الله berkata :
ﺃُﻏﻠﻖ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺳﺘﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ : ﺇﺷﺘﻐﺎﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻨﻌﻤﺔ ﻋﻦ ﺷﻜﺮﻫﺎ، ﻭ ﺭﻏﺒﺘﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭ ﺗﺮﻛﻬﻢ ﺍﻟﻌﻤﻞ، ﻭ ﺍﻟﻤﺴﺎﺭﻋﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻭ ﺗﺄﺧﻴﺮ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ، ﻭ ﺍﻻﻏﺘﺮﺍﺭ ﺑﺼﺤﺒﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻭ ﺗﺮﻙ ﺍﻹﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﻔﻌﺎﻟﻬﻢ، ﻭ ﺇﺩﺑﺎﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻳﺘﺒﻌﻮﻧﻬﺎ، ﻭ ﺇﻗﺒﺎﻝ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻣﻌﺮﺿﻮﻥ ﻋﻨﻬﺎ
“Pintu taufik telah tertutup bagi manusia dalam enam perkara :
(1). Mereka sibuk dengan nikmat (Allah) daripada mensyukurinya
(2). Senang mencari ilmu, tetapi mereka tidak mengamalkannya
(3). Cepat melakukan dosa, namun suka lambat dalam bertaubat
(4). Terpedaya dalam pergaulannya dengan orang-orang salih, namun dia tidak mau meneladani amalan mereka
(5). Ketika dunia meninggalkan mereka, tetapi mereka justru malah mengejarnya
(6). Ketika akhirat telah datang menemui mereka, namun mereka justru berpaling darinya (Al-Fawaa-id hal 177, oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)