28 Agustus 2025
Golongan yang Banyak Berdzikir

dok.freepik

— Umat islam disyariatkan untuk membawahi lidahnya dengan berdzikir. Orang yang senantiasa melakukan dzikir termasuk ke dalam golongan yang berdzikir.

Dikutip dari buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, Ibnu Shalah berkata, “Barangsiapa berdzikir kepada Allah dengan dzikir-dzikir yang benar sebagaimana ajaran Rasulullah ﷺ pada setiap pagi dan petang, maka ia termasuk golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata, “Banyak berdzikir kepada Allah artinya berdzikir kepada-Nya pada siang dan malam, di saat sempit maupun lapang, di kala susah maupun senang.” 

Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Barangsiapa senantiasa berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang syari, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah ﷺ baik pada saat masuk dan keluar masjid, masuk dan keluar toilet, sebelum dan sesudah tidur, makan, mengenakan pakaian, maupun pada saat-saat yang lain, maka ia termasuk golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.” 

Sebagian ulama yang lain berpendapat, bahwa banyak berdzikir kepada Allah artinya hendaknya lidahmu tidak pernah kering dari menyebut-Nya. Sebagai landasan dari semua itu adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Basar dalam Sunan Tirmidzi dan Musnad Ahmad dengan sanad shahih sebagai berikut : 

Abdullah bin Basar meriwayatkan, Aku berkata kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah, syariat-syariat Islam itu banyak sekali bagiku. Maka tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bisa aku jadikan pegangan.” 

Rasulullah ﷺ menjawab, 

“Hendaknya lidahmu senantiasa basah menyebut Allah.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ketika ada seorang yang shalih sedang menghadapi sakratul maut, dikatakan kepadanya, “Sebutlah nama Allah.” Orang yang shalih itu pun berkata, “Saya tidak lupa untuk menyebut (berdzikir kepada) Allah.” 

Salah seorang wali Allah yang shalih bernama Junaid bin Muhammad sedang membaca Alquran pada saat menghadapi sakratul maut. Orang-orang pun berkata kepadanya, “Engkau sibuk dengan Alquran, padahal engkau sedang merasakan sakratul maut.” 

Junaid menjawab, “Siapakah yang lebih membutuhkan amal shalih daripada diriku?” 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Maka ingatlah Aku, niscaya Aku pun akan mengingatmu.” (QS. Al-Baqarah ayat 152) 

Salah seorang yang shalih pernah berkata “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui kapan Allah mengingatku.” Orang-orang bertanya kepadanya, “Kapankah itu?” “Yaitu apabila aku berdzikir kepada-Nya, Bukankah Dia telah berfirman, “Maka ingatlah Aku, niscaya Aku pun akan mengingatmu.”(Al-Bagarah ayat 152). Maka berdzikirlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang ada di dalam Alquran yaitu tasbih, tahlil, dan tahmid.

Baca juga: Tiga Manfaat Istighfar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *