24 Agustus 2025

Ini 12 Tokoh terima Anugerah Jenderal Kehormatan

0
Screenshot_20250810_201134_Chrome

Tangkapan layar penyerahan Penganugerahan Jenderal Kehormatan pada Ahad (10/8/2025).

JAKARTA — Presiden RI, Prabowo Subianto menganugerahkan pangkat Jenderal Kehormatan dan Tanda Kehormatan Bintang Sakti kepada sejumlah tokoh militer dan purnawirawan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklat Kopassus, Batujajar, Bandung Barat pada Ahad (10/8/2025).

Mengutip laman Presiden RI, Penganugerahan Jenderal Kehormatan diberikan kepada 12 tokoh yang dinilai berjasa besar bagi pertahanan dan keamanan negara. Mereka adalah:

  1. Jenderal TNI (Hor) Yunus Yosfiah yang diterima oleh perwakilan keluarga;
  2. Jenderal TNI (Hor) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A.;
  3. Jenderal TNI (Hor) Muhammad Herindra, M.A., M.Sc.;
  4. Jenderal (Hor) Agus Sutomo, S.E.;
  5. Alm. Jenderal TNI Purn. (Hor) Ali Sadikin yang diterima oleh putranya, Boy Sadikin;
  6. Letjen TNI (Hor) Valentinus Soehartono Soeratman;
  7. Marsdya TNI (Hor) Bambang Eko Suhariyanto;
  8. Letjen TNI (Hor) Chairawan K Nusyirwan;
  9. Letjen TNI (Hor) Musa Bangun;
  10. Letjen TNI (Hor) Glenny Kairupan, M.Sc.;
  11. Letjen TNI (Hor) Dr. Tony SB Hoesodo, S.IP, M.Sc.;
  12. Mayjen TNI (Hor) Taufik Hidayat.

Adapun gelar Jenderal Kehormatan merupakan pengakuan negara atas pengabdian, dan prestasi luar biasa dalam menjalankan tugas di bidang pertahanan serta keamanan. Penerimanya merupakan tokoh yang dinilai telah memberikan kontribusi kepada negara, dan berhasil dalam setiap penugasan operasi dalam karier militernya.

Selain itu, dalam upacara yang sama, Tanda Kehormatan Bintang Sakti disematkan kepada dua prajurit, yaitu:

  1. Letjen TNI (Purn) Muhammad Alfan Baharudin:
  2. Letda (Purn) Darius Bayani.

Bintang Sakti diberikan sebagai penghargaan kepada prajurit yang menunjukkan keberanian, keperwiraan, dan jasa luar biasa dalam pertempuran atau operasi militer strategis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Prosesi penganugerahan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo di hadapan pasukan upacara, pejabat tinggi negara, pimpinan TNI dan Polri, serta keluarga penerima.

Sementara upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer ini juga menjadi momentum penghormatan bagi jasa para prajurit yang telah berkontribusi besar bagi negara. Penganugerahan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menghargai dedikasi dan pengorbanan dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Di samping itu, Prabowo menegaskan makna pengabdian seorang prajurit TNI sebagai kehormatan sekaligus panggilan jiwa untuk siap berkorban demi bangsa dan negara. Penegasan tersebut disampaikan Presiden saat menyampaikan amanatnya pada Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer.

“Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan tapi juga suatu panggilan dan juga suatu kesiapan untuk berkorban. Saya bangga melihat saudara-saudara, saya bangga melihat kerelaan saudara untuk berkorban,” kata Prabowo.

Kepala Negara mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa besar dan kaya. Namun demikian, menurutnya Indonesia memiliki sejarah panjang penjajahan dan penindasan. Untuk itu, Prabowo berharap generasi prajurit muda tidak melupakan perjuangan para pendahulu.

“Prajurit-prajurit muda yang di depan saya tidak boleh sekali-sekali melupakan sejarah. Bahwa nenek moyang kita, bahwa kakek-kakek kita, eyang-eyang kita, orang tua kita pernah dijajah, pernah diperbudak, pernah diperlakukan lebih rendah dari binatang. Jangan pernah lupa sejarahmu,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *