27 Juni 2025

Ini Kata Tahanan Israel soal Serangan Israel yang Mematikan

0
Ini Kata Tahanan Israel soal Serangan Israel yang Mematikan

Brigade Al-Qassam dok.anadoluagency

GAZA — Sayap militer kelompok Palestina Hamas, Brigade Al-Qassam merilis sebuah video pada Senin (24/3/2025) yang menampilkan dua sandera Israel. Para sandera memperingatkan bahwa genosida Israel yang baru di Gaza dapat mengakibatkan kematian mereka.

“Ketika kesepakatan gencatan senjata dimulai (pada Januari) dan penyeberangan dibuka, para pejuang Hamas bersemangat dan peduli untuk menyediakan semua yang kami butuhkan dan semua yang kami minta. Tidak hanya memberi kami makan, tetapi juga membuat kami merasa sehat,” sebut tahanan nomor 21, melansir Anadolu Agency.

Video tersebut berjudul ‘Beritahu Mereka, Ohad’, itu menunjukkan para sandera mendiskusikan kondisi mental, fisik, dan keamanan. Mereka meminta sesama tawanan yang dibebaskan dalam pertukaran tawanan untuk berbicara tentang penderitaan mereka.

Tahanan nomor 21 mengatakan, mereka melihat kematian di depan mata saat perang genosida Israel berlanjut di Gaza.
Ia memperingatkan bahwa serangan ini akan membawa akhir bagi mereka.

“Kami adalah orang-orang yang meminta dan memohon (para penculik) untuk didengar,” ucapnya.

Sandera tersebut juga menyoroti penderitaan mereka karena kekurangan makanan, air, dan pasokan medis setelah Israel menutup penyeberangan pada awal Maret.

“Memang, kami mulai merasa bahwa tidak ada lagi rasa lapar dan kami mulai menghirup udara segar. Kami percaya bahwa ini akan berakhir. Tepat saat akhir semakin dekat, kami menerima pukulan telak (18 Maret)”, ucapnya.

Adapun Tentara Israel melancarkan operasi udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret. Serangan tersebut menyebabkan 730 orang meninggal dan melukai hampir 1.200 lainnya. Serangan tetap terjadi meskipun ada gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada 19 Januari.

Di samping itu, Israel memperkirakan bahwa 59 sandera Israel saat ini ditahan di Gaza, 24 di antaranya masih hidup. Sementara itu, lebih dari 9.500 warga Palestina masih berada di penjara-penjara Israel, menanggung penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis.

Selanjutnya tahanan kedua, nomor 22, mendesak rekan-rekan tahanannya yang dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata 19 Januari untuk berbicara tentang pengalaman mereka.

“Cukup dengan pemerintah ini yang membungkam suara kami. Cukup, cukup, cukup. Para tahanan yang bersama kami sebelumnya dan sekarang dibebaskan, beri mereka kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan pendapat mereka,” kata dia.

“Biarkan mereka berbicara, biarkan kebenaran terungkap. Cukup dengan pembungkaman, pemerintah Israel. Cukup, cukup, cukup. Para tahanan yang dibebaskan yang bersama kami harus keluar dan berbicara tentang kondisi kami. Biarkan mereka berbicara,” lanjutnya.

Ia juga mengirim pesan kepada mantan sandera Hamas, Ohad, dengan mengatakan: “Anda duduk bersama kami. Bicaralah untuk kami. Jelaskan kepada semua orang apa yang telah kami alami.”

“Anda tahu betapa banyak penderitaan yang kami alami di sini. Jelaskan kepada mereka betapa sulitnya bagi saya untuk tinggal di sini setiap hari tanpa putra dan istri saya,” lanjutnya.

Adapun Ohad merupakan salah satu tahanan yang dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.

Di sisi lain, lebih dari 50 ribu warga Palestina telah meninggal sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 113.200 orang terluka dalam serangan brutal militer Israel di Gaza semenjak Oktober 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *