4 Desember 2025
Kalimat Tasbih

Allah Subhanahu wa Ta'ala dok.quranic

— Kalimat tasbih memiliki makna menyucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari sifat-sifat buruk, dan lainnya. Ketika bertasbih akan lebih berbobot jika muslim mengetahui kandungannya.

“Kalimat tasbih bermakna: menjauhkan kekurangan-kekurangan dari dzat Allah, serta mensucikan-Nya dari sifat-sifat buruk dan yang tidak layak. Konsekwensinya, kita harus menisbatkan segala sifat kesempurnaan kepada Allah ta’ala. Berbagai kekurangan yang harus kita jauhkan dari Allah, contohnya: mengantuk, tidur dan kematian,” kata Ustadz Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi’i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA dalam pesan Telegram.

Ustadz Abdullah melanjutkan, di dalam Ayat Kursi disebutkan,

“اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ”.

Artinya: “Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS. Al-Baqarah ayat 255).

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam juga bersabda,

“اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَىْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَىْءٌ”.

“Ya Allah, Engkaulah Yang Mahapertama tidak ada sesuatupun sebelum-Mu. Dan Engkau Maha akhir, sehingga tidak ada sesuatupun sesudah-Mu”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

Di antara contoh kekurangan adalah butuh kepada yang lain. Allah ta’ala menerangkan,

“يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ، وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ”.

Artinya: “Wahai para manusia, kalianlah yang memerlukan Allah, sedangkan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dan Maha Terpuji”. (QS. Fâthir ayat 15).

“Adapun sifat buruk dan yang tak layak contohnya adalah: sifat pelit dan perilaku zalim. Berkenaan dengan sifat pelit,” kata Ustadz Abdullah.

Allah ta’ala menjelaskan,

“وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ، غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا، بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ”.

Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu (kikir)”. Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan mereka dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Padahal kedua tangan Allah terbuka, Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki”. (QS. Al-Ma’idah ayat 64).

Baca juga: Ini Keistimewaan Menyebut ‘Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *