Kapan Puasa Asyuro?

Ilustrasi Puasa dok.istock
JAKARTA — Umat islam disunnahkan untuk menjalankan puasa Asyuro pada 10 Muharam kalender Hijriah. Kapan puasa Asyuro tahun ini? Pada 1447 Hijriah, 10 Muharam jatuh pada Ahad (6/7/2025).
Berdasarkan Kalender Islam Kementerian Agama, sementara untuk puasa Tasua pada 9 Muharam 1447 Hijriah, jatuh pada Sabtu (5/7/2025). Puasa Tasua dijalankan umat islam sebagai bentuk untuk menyelisihi kaum Yahudi.
Dikutip dari buki Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Dahulu puasa ‘Asyuro diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyuro pada awal perkaranya.
Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyuro dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyuro ditinggalkan”. (HR. Bukhari: 1892, Muslim: 1126)
Puasa ini jatuh pada bulan haram. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)
Puasa ini Menghapus dosa satu tahun yang lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa ‘Asyuro aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Di samping itu, mengutip buku Keutamaan Asyura dan Bulan Muharram oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Para ulama dan sahabat-sahabat kami (dari Syafi’iyah) juga selain mereka menyebutkan bahwa hikmah disunnahkan puasa hari Tasu’a itu ada beberapa segi :
Pertama : Bahwa maksudnya disunnahkannya berpuasa Tasu’a disamping puasa Asyura adalah untuk membedakan dari Yahudi yang mana mereka berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram saja.
Kedua : Bahwa maksudnya adalah untuk menyambungkan puasa Asyuro dengan puasa lainnya, sebagaimana larangan untuk berpuasa pada hari jumat saja bersendirian. Pendapat ini disebutkan oleh al-Khaththabi dan selainnya.
Ketiga : Sebagai sikap berhati-hati saat berpuasa pada hari ke-10, karena adanya kekhawatiran kurangnya jumlah bulan atau terjadinya kesalahan. Bisa jadi hari ke-9 itu secara hitungan adalah hari ke-10.
Dari ketiga segi di atas yang paling kuat adalah segi untuk menyelisihi Ahli Kitab.