21 Oktober 2025
thumbs_b_c_0578a78dd1bf27c1afa744e3bb2c8669

Kelompok Hamas dok.anadoluagency

GAZA — Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan pada Sabtu (2/8/2025), mereka tidak akan menyerahkan senjatanya, kecuali negara Palestina yang merdeka didirikan. Hal ini menanggapi pernyataan Hamas siap untuk demiliterisasi.

“Mengomentari laporan beberapa media yang mengutip utusan AS (Amerika Serikat), Steve Witkoff, yang mengatakan bahwa gerakan tersebut menyatakan kesediaan untuk melucuti senjata, kami menegaskan kembali bahwa perlawanan dan persenjataannya adalah hak nasional dan sah selama pendudukan berlanjut, hak yang diakui oleh hukum dan konvensi internasional,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan di Telegram, melansir Anadolu Agency.

“(hak-hak tersebut) tidak dapat dilepaskan kecuali dengan pencapaian penuh hak-hak nasional kami, yang terutama adalah pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” lanjutnya.

Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan, sebelumnya Witkoff bertemu dengan keluarga sandera Israel di Tel Aviv pada Sabtu. Itu terjadi di saat ratusan orang berunjuk rasa menuntut kesepakatan gencatan senjata.

Di samping itu, kunjungan Witkoff menjadi yang ketiga kalinya ke Lapangan Sandera semenjak perang dimulai. Ini terjadi tak lama setelah kelompok Palestina, Hamas dan Jihad Islam, merilis rekaman memperlihatkan dua sandera Israel yang kurus kering, Evyatar David dan Rom Braslavski.

Pada Jumat (1/8/2025), Witkoff juga mengunjungi sebuah pusat bantuan di Gaza selatan yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).

Ia mengatakan, tujuannya adalah untuk memberi Presiden AS, Donald Trump pemahaman yang jelas tentang situasi kemanusiaan, dan membantu menyusun rencana untuk mengirimkan bantuan kepada rakyat Gaza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *