Kerusakan Fasum dan Ajakan Jaga Jakarta

Kerusakan Halte Transjakarta dok.berjak
JAKARTA — Demonstrasi yang terus berlanjut turut menyebabkan kerusakan fasilitas umum (fasum) di Jakarta. Halte Transjakarta dan MRT turut menjadi amukan massa.
Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas transportasi publik. Hal ini dilakukan agar tetap bisa dinikmati seluruh warga.
Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza mengatakan, transportasi umum adalah milik bersama yang keberlanjutannya harus dijaga.
“Kami mengajak masyarakat untuk saling menjaga fasilitas publik. Transportasi umum hadir untuk kepentingan semua orang. Jika dirusak, yang dirugikan adalah kita sendiri. Mari kita rawat bersama agar manfaatnya bisa terus dirasakan,” kata Welfizon, mengutip laman berita Pemprov DKI.
Menurut dia, jajaran direksi dan manajemen Transjakarta terus memantau kondisi di lapangan, baik secara langsung maupun melalui Command Center Kantor Pusat. Hal ini penting mengingat situasi dapat berubah cepat.
Selain itu, Welfizon mengatakan, perbaikan fasilitas untuk kerusakan ringan mulai diperbaiki pada Senin (1/9/2025). Sedangkan, perbaikan untuk kerusakan sedang dijadwalkan Rabu (3/9/2025), dan kerusakan berat mulai ditangani Senin (8/9/2025).
Ia menegaskan, perbaikan fasilitas ini membutuhkan waktu dan biaya besar. Untuk itu, dukungan masyarakat untuk menjaga keamanan fasilitas begitu diperlukan.
“Transportasi publik adalah urat nadi mobilitas kota. Dengan menjaga fasilitasnya, kita juga menjaga kenyamanan dan kelancaran aktivitas sehari-hari. Kami berharap seluruh warga bisa menjadi bagian dari gerakan menjaga transportasi publik Jakarta,” ucapnya.
Berikut fasilitas Transjakarta yang Dibakar:
Koridor 1: Polda
Koridor 5: Senen Sentral
Koridor 2: Senen Toyota Rangga
Koridor 9: Gerbang Pemuda (arah Pluit)
Koridor 1: Senayan Bank DKI
Koridor 1: Bundaran Senayan
Koridor 10: Pemuda Pramuka
Dirusak/Dijarah/Vandalisme:
Koridor 5: Kampung Melayu (dirusak dan vandalisme)
Koridor 5: Kramat Sentiong (dijarah)
Koridor 7: Bidara Cina (vandalisme)
Koridor 9: Semanggi (dirusak)
Koridor 9: Petamburan (dirusak)
Koridor 11: Jatinegara (vandalisme)
Koridor 2: Kwitang (vandalisme)
CSW Iconic – Kejaksaan Agung (dirusak)
Koridor 1: Bendungan Hilir (dijarah)
Halte Non-BRT:
Kontainer Petamburan (dibakar)
Sebagai langkah pencegahan, Pemprov DKI Jakarta juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan Jaga Jakarta. Warga diimbau menjaga ruang publik agar tetap aman dan nyaman.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan, dan ketertiban ibu kota pasca-aksi unjuk rasa. Ia mengatakan, tindakan kekerasan dan anarki dalam aksi unjuk rasa akan berdampak pada proses pembangunan bangsa.
“Supaya masyarakat juga tahu bahwa apapun tindakan kekerasan anarkis yang terjadi di lapangan, pasti akan membawa dampak bagi pembangunan bangsa ini,” kata Pramono.
Adapun imbauannya ini disampaikan menyusul adanya pertemuan pimpinan organisasi masyarakat dan keagamaan. Hal ini membahas terkait situasi akhir-akhir ini di seluruh daerah di Indonesia. Pertemuan ini bertujuan mengimbau agar semua pihak menahan diri.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengerahkan 1.150 petugas kebersihan untuk memulihkan dan membersihkan Ibu Kota pascaunjuk rasa yang berlangsung semenjak Jumat (29/8/2025) hingga Sabtu (30/8/2025) di lokasi-lokasi utama unjuk rasa di Jakarta.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, operasi pembersihan berjalan masif dengan mengerahkan sarana-prasarana yang memadai. Ini meliputi 48 unit road sweeper, 60 truk pengangkut sampah, dan 45 mobil lintas, sehingga kondisi Jakarta dapat kembali bersih dengan cepat.
“Alhamdulillah, sejak kemarin operasi kebersihan telah berjalan. Kami berupaya memastikan Jakarta kembali pulih dan bersih pascaunjuk rasa,” kata dia.
Asep mengatakan, Jakarta Pusat menjadi wilayah dengan beban pembersihan tertinggi. Di mana sebanyak 200 personel berhasil mengangkut 230 meter kubik sampah dengan berat total sekitar 50,61 ton. Para petugas didukung 18 road sweeper, 13 truk, dan 13 mini dump truk.
Adapun demonstrasi awalnya berlangsung pada Senin (25/8/2025) di Gedung MPR/DPR RI. Demonstran memprotes terkait dengan gaji dan tunjangan anggota DPR. Selanjutnya, demonstrasi kembali berlanjut pada Kamis (28/8/2025). Saat itu, Affan Kurniawan tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis malam saat kericuhan demo.
Peristiwa tewasnya Affan membuat demonstrasi semakin meluas. Unjuk rasa berlanjut hingga Jumat (29/8/2025) dan Sabtu (30/8/2025).