Macron Mengutuk Pembunuhan Brutal Jamaah Masjid Prancis

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dok.anadoluagency
PARIS — Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengutuk pembunuhan brutal seorang jamaah Muslim di dalam sebuah masjid di Prancis selatan. Macron mengatakan, rasisme dan kebencian agama tidak memiliki tempat di negara itu.
“Kebebasan beribadah tidak dapat dilanggar,” kata Macron di X, melansir Anadolu Agency.
Dia menawarkan dukungannya kepada sesama warga negara Muslim menyusul serangan mematikan pada Jumat (25/4/2025) di desa La Grand-Combe di wilayah Gard.
Di samping itu, Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou juga mengutuk pembunuhan itu sebagai kekejaman Islamofobia. Sementara Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM) menyebutnya sebagai serangan teroris anti-Muslim dan mendesak kewaspadaan di kalangan komunitas Muslim.
Di sisi lain, organisasi-organisasi Yahudi juga menyatakan kemarahan. Dewan Perwakilan Lembaga-lembaga Yahudi Prancis (CRIF) menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan tercela yang pasti akan membuat hati semua orang Prancis gusar.
Menurut Franceinfo, tersangka penyerang, diidentifikasi sebagai Olivier H., warga negara Prancis asal Bosnia yang lahir pada 2004. Dia menyerahkan diri kepada pihak berwenang pada Ahad (27/4/2025) malam di kantor polisi di Pistoia, Italia setelah beberapa hari melarikan diri.
Ia ditahan, dan proses ekstradisi sedang berlangsung untuk memulangkannya ke Prancis.
Sementara pihak berwenang menyatakan korban berusia 24 tahun, warga negara Mali. Dia ditikam antara 40 dan 50 kali saat salat di dalam masjid pada Jumat pagi.