Ribuan Warga di Rafah Terjebak Akibat Pemboman Israel

Ribuan Warga Terjebak dan dikhawatirkan banyak warga meninggal akibat pengepungan dan pemboman Israel di Rafah dok.thenational
RAFAH — Pemerintah Kota Rafah menyatakan pada Senin (24/3/2025) bahwa ribuan warga sipil di lingkungan Tel Al Sultan di Rafah, Gaza selatan, telah terputus dari layanan komunikasi, pasokan air, distribusi makanan, dan bantuan medis. Hal ini terjadi setelah pemboman terbaru dari Israel di daerah tersebut.
Melansir laman the National, Pemkot Rafah menyatakan, seluruh keluarga, termasuk wanita dan anak-anak, masih terjebak. Itu terjadi hampir sepekan setelah Israel menghancurkan gencatan senjata dengan melanjutkan pembomannya di daerah kantong itu, dan Hamas menembakkan roket ke arah Tel Aviv sebagai tanggapan.
Dalam beberapa kasus di Rafah, orang-orang terkubur di bawah reruntuhan. Mereka hidup tetapi tidak dapat diselamatkan karena pemadaman komunikasi dan kurangnya pasokan medis.
“Yang terluka dibiarkan mati kehabisan darah, sementara anak-anak sekarat karena kelaparan dan kehausan di bawah pengepungan dan pemboman yang tiada henti,” sebut pernyataan Pemerintah Kota Rafah.
Adapun serangan terbaru di Gaza menyebabkan gencatan senjata yang diberlakukan pada 19 Januari berakhir tiba-tiba. Israel telah mendorong perpanjangan fase pertama dan pembebasan semua sandera yang diambil dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Akan tetapi kelompok tersebut bersikeras negosiasi harus berlanjut ke fase kedua. Di mana sisa sandera akan dibebaskan, diikuti oleh pembicaraan menuju gencatan senjata yang lama dan penarikan permanen Israel dari daerah kantong itu.
Di samping itu, pemerintah kota Rafah mengungkapkan telah kehilangan kontak dengan ambulans dan kru pertahanan sipil lebih dari 36 jam yang lalu. Ini terjadi setelah tim melakukan perjalanan ke Tel Al Sultan.
“Saat fajar, pasukan Israel menargetkan Bulan Sabit Merah di Tel Al Sultan. Tim kami, bersama dengan kru Bulan Sabit Merah dan Kementerian Kesehatan, bergegas ke tempat kejadian,” kata juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal.