3 Agustus 2025

SBY: Penderitaan di Gaza melampaui batas Kemanusiaan

0
20250722_140551

Bayi tiga bulan meninggal karena malnutrisi dan membutuhkan susu formula akibat blokade Israel dok.eyeonpalestine

JAKARTA — Presiden RI ke-enam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut menyoroti situasi kemanusiaan yang berada di Jalur Gaza, Palestina. Menurut SBY, situasi kemanusiaan di Gaza saat ini telah melampaui batas kemanusiaan.

“Saya kira banyak yang bersetuju dengan saya, bahwa penderitaan saudara-saudara kita di Gaza sudah sangat melampaui batas-batas kemanusiaan. Karenanya tidak cukup hanya menjadi tontonan di layar-layar televisi di seluruh dunia,” kata SBY melalui unggahannya di X.

“Mungkin yang menonton drama kehidupan di Gaza tersebut dalam keadaan nyaman (di ruangan yang dingin ber-AC sambil menikmati kopi dan makanan yang lezat), sementara yang ditonton adalah mereka-mereka yang untuk makan dan minum pun sebagian tidak bisa, serta dalam ancaman keselamatan jiwanya,” lanjut dia.

Dia mengatakan, semakin banyak negara yang mulai bersuara bagi pengakhiran baik perang maupun penderitaan kemanusiaan yang ekstrem di Gaza. Menurut dia, meskipun hal ini sudah begitu terlambat, akan tetapi ini tetap ada baiknya. Empat negara Eropa yang penting, yang semuanya anggota G7, yaitu Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia, secara eksplisit menyerukan pengakhiran perang dan tragedi kemanusiaan yang luar biasa di Gaza tersebut.

“Saya berharap negara-negara besar tersebut bertindak lebih lanjut (tentu bersama negara-negara lain di dunia) agar seruan tersebut betul-betul menjadi kenyataan. Diplomasi dan langkah-langkah serius mesti dilakukan. Perhelatan Sidang Umum PBB bulan September mendatang di New York, dapat dijadikan forum bagi pengakhiran perang dan tragedi kemanusiaan di Gaza,” paparnya.

Sementara kematian akibat kelaparan terus berulang di Gaza, terutama pada bayi. Ini terjadi akibat pengepungan Israel dan pencegahan bantuan kemanusiaan, pangan, dan medis.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh mengatakan, sembilan warga Palestina, termasuk dua anak-anak, meninggal dalam waktu 24 jam akibat kelaparan dan malnutrisi. Hal ini menjadikan jumlah kematian akibat malnutrisi semenjak dimulainya perang genosida pada 7 Oktober 2023 menjadi 122, termasuk 83 anak-anak.

Saya kira banyak yang bersetuju dengan saya, bahwa penderitaan saudara-saudara kita di Gaza sudah sangat melampaui batas-batas kemanusiaan. Karenanya tidak cukup hanya menjadi tontonan di layar-layar televisi di seluruh dunia. Mungkin yang menonton drama kehidupan di Gaza tersebut dalam keadaan nyaman (di ruangan yang dingin ber-AC sambil menikmati kopi dan makanan yang lezat), sementara yang ditonton adalah mereka-mereka yang untuk makan dan minum pun sebagian tidak bisa, serta dalam ancaman keselamatan jiwanya.

Secara moral, kita semua terpanggil untuk do something bagi pengakhiran perang dan tragedi kemanusiaan yang tiada tara di Gaza tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *