21 Oktober 2025

Trump: Israel-Hamas Menandatangani Kesepakatan

0
thumbs_b_c_e27363444b59d39c649c593db5dfd37e

Israel mengebom Menara Mushta di Gaza dok.anadoluagency

WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Rabu (8/10/2025) mengumumkan, Israel dan kelompok Palestina Hamas telah menandatangani tahap pertama kesepakatan Gaza yang diusulkan AS.

“Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami,” kata dia melansir Anadolu Agency.

“Ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, langgeng, dan abadi,” lanjut Trump.

Dia mengatakan, semua pihak akan diperlakukan secara adil. Trump menggambarkan momen ini sebagai hari luar biasa bagi dunia Arab, Muslim, Israel, negara-negara tetangga, dan AS.

“(Terima kasih) yang bekerja sama dengan kami untuk mewujudkan peristiwa bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya ini. Berbahagialah para pembawa damai,” kata dia.

Sebelumnya, Trump mengatakan ia mungkin akan pergi ke Mesir akhir pekan ini, karena negosiasi gencatan senjata di Gaza menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Adapun perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas telah berlangsung di Mesir semenjak Senin (6/10/2025) untuk membahas rencana Trump dalam mengakhiri konflik.

Menurut saluran berita pemerintah Al-Qahera News, selain Utusan Khusus AS Steve Witkoff dan menantu Trump, Jared Kushner, daftar peserta termasuk kepala intelijen Turki Ibrahim Kalin, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kepala intelijen Mesir Hassan Rashad, dan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer.

Rencana 20 poin yang diumumkan pada 29 September tersebut mencakup pembebasan tawanan Israel di Gaza, gencatan senjata, dan pelucutan senjata Hamas. Kelompok Palestina tersebut pada prinsipnya menyetujui rencana tersebut.

Semenjak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di wilayah kantong tersebut, sebagian besar wanita dan anak-anak. Hal ini membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *