1.000 Ilmuwan Desak Gencatan Senjata Gaza

Serangan Israel ke Masjid di Gaza pada Oktober 2024 dok.anadoluagency
OVIEDO — Menurut kantor berita Spanyol EFE, lebih dari 1.000 ilmuwan di seluruh dunia, terutama psikolog dan ahli saraf, telah menandatangani surat terbuka yang mendesak gencatan senjata di Gaza dan bagi masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghormati hukum humaniter internasional.
Penandatangannya termasuk peraih Nobel May-Britt Moser dan Edvard Moser dari Norwegia dan Susumu Tonegawa dari Jepang. Beberapa peneliti Spanyol, anggota kelompok Neuro Artificial Intelligence and Robotics di Cajal Institute termasuk Pablo Lanillos, juga menandatangani surat tersebut.
“Seruan ini kuat karena datang dari ahli saraf, orang-orang yang mempelajari bagaimana otak merasakan dan memproses konflik semacam itu,” kata Lanillos, melansir Anadolu Agency.
Surat itu dikatakan telah mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh semua pihak. Ini termasuk serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, penyanderaan, dan kejahatan perang yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan oleh Israel. Kejahatan Israel telah menyebabkan lebih dari 48 ribu orang meninggal di Gaza semenjak dimulainya konflik lebih dari setahun yang lalu.
Dalam surat tersebut memperingatkan bahwa tanpa tekanan internasional, para ekstremis yang berkuasa merasa berani untuk melakukan niat mematikan, serta mengabadikan kebencian dan kekerasan.
Para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah tersebut terperangkap dalam siklus kekerasan dan balas dendam yang merusak. Di samping itu juga merusak kemungkinan hidup berdampingan secara damai, seraya menambahkan bahwa kebencian, kematian, dan kehancuran tengah mengambil alih.
Menurut EFE, surat itu mengatakan bahwa psikologi manusia sering kali membesar-besarkan perbedaan antara kelompok-kelompok yang berkonflik. Akan tetapi juga menunjukkan kapasitas universal untuk berempati dan bekerja sama.
Para ilmuwan meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengakhiri perang. Ini termasuk dengan menghentikan penjualan senjata atau mengevaluasi kembali perjanjian kerja sama.
“Kami tidak menentang orang-orang Israel. Kami mendukung semua orang Israel, Palestina, dan Lebanon,” sebutnya.
Menurut para Ilmuwan, kebijakan Israel saat ini, telah menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki pada orang-orang Palestina dan membahayakan keselamatan rakyatnya sendiri. Surat itu dimulai oleh para peneliti di Universitas Sorbonne di Prancis dan Princeton di Amerika Serikat (AS).