Bayi kembar tiga Palestina bersama ibu mereka melarikan diri setelah serangan tentara Israel di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Gaza pada 21 Maret 2024 dok.anadoluagency

GAZA — Sebanyak 115 bayi Palestina di bawah usia delapan bulan telah dibunuh oleh Israel semenjak Oktober 2023 lalu. Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qudra pada Selasa (13/8/2024).

Melansir laman Middle East Monitor, Al-Qudra menunjukkan bahwa pembunuhan bayi kembar yang baru lahir Aysel dan Asser Abu al-Qumsan pada Selasa menambah jumlah bayi berusia kurang dari satu bulan yang telah dibunuh dalam genosida Israel menjadi 48. Bayi kembar tersebut lahir pada 10 Agustus, dan dibunuh bersama ibu dan nenek dari pihak ibu mereka saat ayah mereka pergi ke pihak berwenang untuk mengambil akta kelahirannya.

Al-Qudra mencatat bahwa 47 bayi Palestina berusia antara satu dan tiga bulan ketika mereka dibunuh oleh Israel, 15 berusia antara empat dan enam bulan, dan lima orang mati syahid antara enam dan delapan bulan. Dari total yang terbunuh, 53 adalah bayi laki-laki dan 62 adalah bayi perempuan.

Di samping itu, tentara pendudukan Israel telah menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya dalam operasi genosidanya. Israel juga terus memblokir masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk air bersih, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Setidaknya 39.965 warga Palestina telah wafat semenjak Oktober lalu, dengan 92.294 lainnya terluka. Diperkirakan 10.000 lainnya hilang, diduga meninggal di bawah reruntuhan rumah mereka. Menurut PBB, Sembilan puluh persen penduduk Jalur Gaza telah mengungsi dari rumahnya.

Sementara Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mendesak Dewan Keamanan PBB pada Selasa untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel di tengah serangan mematikan yang terus berlanjut terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

“Israel terus merenggut nyawa manusia dan melakukan segala tindakan yang mungkin untuk menyebarkan kebakaran hutan di Timur Tengah saat kita duduk di sini pada peringatan 75 tahun Konvensi Jenewa,” kata Mansour.

Utusan Palestina ini meminta anggota Dewan untuk tidak mengabaikan tugasnya, dan menggunakan alat yang mereka miliki untuk melaksanakan tindakan nyata. “Kapan pemerintah Israel akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya?” tanyanya.

Ia menuntut untuk segera memberikan sanksi kepada orang-orang Israel yang bertanggung jawab atas kejahatan perang yang dilaporkan. “Kapan kalian akan menegakkan keputusan dan hukum internasional kalian? Kalian perlu memberikan sanksi kepada para penjahat tersebut,” ucap Mansour.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *