Assad dan Keluarga Tiba di Moskow

Pertemuan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Suriah, Bashar Al Assad pada 2017 dok.anadoluagency
MOSKOW — Kantor berita negara Rusia, Tass melaporkan, Presiden Suriah yang digulingkan Bashar al Assad dan keluarganya pada Ahad (8/12/2024) tiba di Moskow, tempat Rusia menawarkan suaka kepada mereka.
“Assad dan anggota keluarganya tiba di Moskow. Atas dasar pertimbangan kemanusiaan, Rusia telah memberikan suaka bagi mereka,” sebut TASS, dilansir dari Anadolu Agency.
“Rusia selalu berbicara mendukung penyelesaian politik krisis Suriah. Kami bersikeras agar perundingan yang dimediasi PBB dilanjutkan,” sebut sumber tersebut mengatakan kepada kantor berita Tass.
Setelah periode yang relatif tenang, bentrokan antara pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali terjadi pada 27 November di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, Suriah utara.
“Pejabat Rusia berhubungan dengan perwakilan oposisi bersenjata Suriah, yang para pemimpinnya telah menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan misi diplomatik di wilayah Suriah,” sebut sumber tersebut.
Selama 10 hari, pasukan oposisi melancarkan serangan dengan kilat, merebut kota-kota utama dan kemudian pada Ahad mencapai ibu kota Suriah, Damaskus. Kemajuan pesat tersebut didukung oleh unit militer yang membelot. Hal ini menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang saudara.
Sementara Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah (CoI) menggambarkan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah sebagai awal yang bersejarah bagi rakyat Suriah. Rakyat disebut telah mengalami kekerasan dan kebrutalan yang tak terlukiskan selama 14 tahun terakhir.
“Hari ini menandai awal baru yang bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah menderita kekerasan dan kekejaman yang tak terlukiskan selama 14 tahun terakhir,” kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad.
Komisi tersebut juga mencatat bahwa ribuan tahanan yang telah ditahan selama bertahun-tahun dibebaskan dalam beberapa hari terakhir. Ini terjadi setelah pasukan oposisi dengan cepat merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh rezim Partai Ba’ath.