Batas Waktu Shalat Qabliyah Subuh

Salat dok.islamonline
JAKARTA — Sebagian muslim kemungkinan bertanya terkait batas waktu shalat qabliyah subuh, apakah hingga waktu iqamah atau lebih dari pada itu.
Mengutip Bimbingan Islam, Qabliyah subuh tidak tergantung dengan waktu iqamah tertentu pada suatu masjid, namun qabliyah subuh tergantung dengan orang yang akan melakukan shalat shubuh.
Selama ia belum melakukan shalat shubuh (bagi seorang wanita) atau bagi yang terlambat sehingga ia melakukan shalat shubuh sendiri maka selama ia belum melakukan shalat shubuh baik karena tertidur atau yang lainnya maka diperbolehkan untuk melakukan shalat qabliyah walaupun iqamah telah dilaksanakan selama ia belum melakukan shalat subuh.
“Barangsiapa lupa shalat, atau tertidur, maka hendaklah ia lakukan shalat itu jika ia mengingatnya, tidak ada kaffarah kecuali hal itu, (Allah berfirman), ‘Dan tegakkan sholat untuk mengingat-Ku’.” (HR. Bukhari 562 dan Muslim 1103)
Bahkan ketika seseorang datang kemasjid dan ia terlambat belum melakukan shalat qabliyah subuh, padahal iqamah dan shalat subuh telah ia kerjakan maka boleh untuk mengerjakan shalat qabliyah shubuh karena keutamaan yang besar dari shalat tersebut, sebagaimana dalil berikut :
Dari Qais bin Amr berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seseorang shalat dua rakaat setelah (shalat) shubuh, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah (engkau) shalat shubuh dua kali?’ Orang itu menjawab, ‘Saya belum shalat dua rakaat qabliyah shubuh, lalu aku lakukan (setelah shubuh)’.” Lalu (Qois) berkata, “Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pun diam (tidak melarangnya).”
(HR. Abu Dawud no.1267, Tirmidzi no.422, Ibnu majah no.1154, Ahmad no.23811, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Misykat al-Mashobih 1044 dan Shahih Abu Dawud 1151)
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, walaupun memilih lebih utama ditunaikan qadha qabliyah subuh dilakukan setelah matahari meninggi. Beliau tetap memperbolehkan untuk menjalankannya langsung setelah shalat subuh, beliau menjelaskan,”
“: إذا لم يتيسر للمسلم أداء سنة الفجر قبل الصلاة ، فإنه يخير بين أدائها بعد الصلاة أو تأجيلها إلى ما بعد ارتفاع الشمس ، لأن السنة قد ثبتت عن النبي صلى الله عليه وسلم بالأمرين جميعا ، لكن تأجيلها أفضل إلى ما بعد ارتفاع الشمس لأمر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك ، أما فعلها بعد الصلاة فقد ثبت من تقريره عليه الصلاة والسلام ما يدل على ذلك” مجموع الفتاوى 11/373
“Jika seorang muslim tidak mampu menunaikan shalat sunnah fajar sebelum penunaian shalat Shubuh, maka ia boleh memilih menunaikannya setelah shalat Shubuh atau menundanya sampai matahari meninggi. Karena ada dalil (hadits) yang menunjukkan bolehnya kedua-keduanya. Akan tetapi jika menundanya sampai matahari meninggi itu lebih baik karen ada perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini. Adapun qodho’ shalat sunnah fajar tadi setelah shalat Shubuh maka telah shahih pula dari ketetapan (taqrir) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya. (Majmu’ Al Fatawa, 11: 373)
Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan shalat sunnah qobliyah Shubuh adalah hadits dari ‘Aisyah di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).