Bekal Sepuluh Hari Terakhir Ramadan

Ilustrasi Bulan suci Ramadan dok.almashhad
JAKARTA — Muslim hendaknya menyiapkan bekal dalam sepuluh hari terakhir Ramadan. Memaksimalkan amalan kebaikan di bulan suci, yang boleh jadi ini menjadi Ramadan terakhir seseorang.
Adapun sepuluh terakhir Ramadan 1446 hijriah akan dimulai pada Jumat (21/3/2025). Melalui pesan Telegram, Pendakwah Ustadz Najmi Umar Bakkar menjelaskan bekal bagi muslim dalam sepuluh terakhir Ramadan:
1. Salat Malam (Tarawih) Bersama Imam Sampai Selesainya Salat Witir
Dari Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, Nabi ﷺ pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda :
“Barangsiapa Shalat (malam) bersama imam sampai selesai maka akan ditulis untuknya pahala salat Semalaman suntuk” (HR. An-Nasaa’i no. 1605, dan Ibnu Majah no.1327, dan at-Tirmidzi no. 806, lihat Al-Irwaa’ al-Ghaliil no. 447)
2. Memperbanyak salat-salat Sunnah, khususnya salat pada waktu malam
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu pun akan diampuni” (HR. Bukhari no. 1901)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk mencari malam lailatul qadar di malam-malam ganjil 10 hari Terakhir Bulan Ramadhan (HR. Bukhari no.2017 dan Muslim no.1169)
Imam al-‘Utsaimin رحمه الله berkata :
وقت ليلة القدر يبدأ من غروب الشمس إلى طلوع الفجر انتهى
“Waktunya Lailatul qadar itu dimulai dari tenggelamnya matahari hingga terbitnya fajar (subuh)” (Syarah al-Bulugh 7/548)
3. Salat Isya dan Subuh Berjamaah
‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Barangsiapa yang melaksanakan salat Isya berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan salat separuh Malam dan barangsiapa yang sudah melaksanakan Salat Subuh dengan berjamaah, maka seakan-akan ia sudah melaksanakan salat semalaman penuh” (HR.Muslim no. 656)
4. Melaksanakan Salat empat rakaat Qabliyah (Sebelum) Salat Zuhur
Abi Shalih rahimahullah telah berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Empat rakaat sebelum zuhur itu menyamai salat menjelang shubuh” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam “Al-Mushannaf” no.5940, Lihat Silsilah Ash-Shahiihah no. 1431)
5. Niat Qiyamul Lail sebelum tidur
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَن أتى فراشَه وَهوَ ينوي أن يقومَ يصلِّي منَ اللَّيلِ ، فغلَبتهُ عيناهُ حتَّى أصبحَ كُتِبَ لَه ما نَوى، وَكانَ نومُهُ صدقةً عليهِ من ربِّهِ عزَّ وجلَّ
“Barangsiapa yang beranjak ke tempat Pembaringannya, sedangkan dia berniat akan bangun melakukan salat malam namun kantuk mengalahkannya sampai tiba waktu Subuh, maka dicatat baginya apa yang telah diniatkannya, sedangkan tidurnya sebagai sedekah dari Rabbnya Azza Wa Jalla” (HR. An-Nasaa’i no.1787 & Ibnu Majah no. 1344, Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 5941)
6. Menjaga sebagian Adab-adab Jumat
Dari Aus bin Aus رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Barangsiapa yg mandi pada Hari Jumat, kemudian Bersegera ke masjid dengan berjalan kaki dan tidak naik kendaraan, lalu mendekat ke Imam mendengarkan (khutbah Jumat), tidak bergurau, maka setiap satu langkahnya dihitung amalan satu tahun pahala seperti pahala puasa dan juga salat malam” (HR.Ahmad dalam al-Fathur Rabbaani VI/51, at-Tirmidzi no. 496, Abu Daawud no.345, an-Nasaa’i no. 1381, Ibnu Majah no. 1087 & ad-Daarimi no. 1547, al-Haakim no. 1041 serta Ibnu Khuzaimah 1758, Shahiihul Jami’ 6405)
7. Membaca 100 Ayat Alquran pada waktu malam hari
Dari Tamim ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Barangsiapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam maka akan dituliskan baginya pahala Salat Sepanjang Malam (Semalaman Suntuk)” (HR. Ahmad, Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 6468)
8. Membaca dua ayat akhir dari Surah Al-Baqarah pada malam hari
Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
من قرأ بالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa membaca dua Ayat akhir dari surah al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya telah mencukupkannya” (HR. Bukhari no. 5010 dan Muslim no. 807)
Dari Abu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
من قرأ خاتمة البقرة أجزأت عنه قيام ليلة
“Barangsiapa yang membaca akhir dari surah al-Baqarah, maka sudahlah cukup untuk menggantikan salat malam” (lihat Fathul Baari, Syarah Shahiih al-Bukhaari XIII/673 no. 5010)
9. Memperbanyak Bacaan Alquran
Dari Abdullah bin ‘Amr, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Puasa dan membaca Alquran kelak memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari Kiamat. Puasa pun berkata : “Duhai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat” di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya” dan Alquran pun berkata: “Aku menahannya dari tidur di waktu nalam, maka izinkanlah aku Memberi syafaat kepadanya”, maka keduanya diizinkan untuk memberi syafaat ’at” (HR. Ahmad no. 6626, Ath-Thabraani 14/72 no. 14672 & Al-Hakim no. 2036, hadits dari Ibnu ‘Amr, Shahihut Targhiib 1429)
Qatadah (Tabi’in) biasa mengkhatamkan Alquran di setiap tujuh hari sekali. Dan jika telah datang bulan Ramadan, maka dia pun mengkhatamkannya di setiap tiga hari sekali dan apabila masuk hari kesepuluh terakhir, maka dia mengkhatamkannya pada setiap malam” (Siyar V/276)
10. Memperbanyak Sedekah
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata :
كانَ رَسولُ الله صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أجْوَدَ النَّاسِ، وكانَ أجوَدُ ما يَكونُ في رَمَضَانَ
“Rasulullah ﷺ orang paling dermawan, dan Puncak kedermawanannya adalah di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari no. 3220)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
الساعِى على الأَرْمَلَة و المسكين كالمجاهد في سبيل الله أو القائمِ الليلَ الصائمِ النهارَ
“Orang yang telah berupaya berkhidmat kepada para janda dan orang-orang miskin itu seperti mujahid di jalan Allah, atau seperti orang yang salat qiyamul lail dan puasa di siang hari” (HR.Ahmad dalam Al-Fathur Rabbani 19/55, Bukhari no. 5353, Muslim no. 2982, At-Tirmidziy no. 1969, dan An-Nasaa’i no. 2577, Ibnu Majah no. 2140 & Ibnu Hibban no.4345)
Dari Zaid bin Kholid Al-Juhani berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ فَطَّرَ صَائمًا، كانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أجْر الصَّائمِ شيئًا
“Barangsiapa yang memberi makan orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun” (HR.At-Tirmidzi no.807, Ibnu Majah no.1746 dan Ahmad 5/192, lihat Shahiihul Jaami’ no. 6415)
Al-Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan Buka Puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Apabila tidak bisa maka bisa dengan seteguk air (Faidul Qodhir VI/243)