20 Mei 2025

Dihuni Ratusan Pasien, RS di Gaza Utara Diserang Tentara Israel

0
thumbs_b_c_c4bd0813296f70fd8f3279a5e4572bea

dok.anadoluagency

GAZA — Kementerian Kesehatan di Gaza pada Jumat (25/10/2024) malam mengatakan tentara Israel sedang melakukan pencarian, dan melepaskan tembakan di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara yang dihuni 600 orang.

Melansir Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara Israel sedang melakukan pencarian dan penembakan di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan. Hal ini menyebabkan kepanikan di antara 600 orang di dalamnya, termasuk 70 staf medis, 195 pasien dan orang yang terluka, serta pendamping mereka.

Kementerian juga menyatakan dua anak di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit tersebut meninggal saat tentara Israel mengganggu pekerjaan di dalam rumah sakit. Kementerian menambahkan bahwa tentara Israel menghancurkan tiga ambulans, sebuah kendaraan pengangkut, dan sebuah sistem pembangkit listrik di rumah sakit tersebut.

Kementerian tersebut mendesak organisasi-organisasi kemanusiaan untuk segera campur tangan guna melindungi semua orang di dalam rumah sakit, dan menyediakan kebutuhan dasar mereka.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa mereka kehilangan kontak dengan staf kesehatan di Rumah Sakit Kamal Adwan setelah serangan tentara Israel.

Di samping itu, Tentara Israel menahan puluhan warga Palestina yang dievakuasi dari rumah sakit. Mereka memaksa warga untuk menanggalkan pakaian hingga celana pendek dan berkumpul di area terbuka saat cuaca dingin.

Pada 5 Oktober, tentara Israel menyerang Gaza utara, dengan alasan untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di area tersebut. Namun, warga Palestina mengatakan Israel berusaha menduduki area tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

Adapun Israel terus melancarkan serangan yang menghancurkan di Gaza semenjak serangan pada Oktober tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Ini terjadi meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 42.800 orang telah wafat sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 100.500 lainnya terluka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *