Enam Atsar Tentang Ikhlas

Ikhlas
JAKARTA — Syarat diterimanya amal seorang hamba yakni melakukan ibadah karena ikhlas. Untuk mendapatkan keikhlasan tidak lah mudah diraih bagi seorang hamba.
Mengutip Tazkiyatun Nafs, berikut enam atsar terkait ikhlas,
- Yaqub berkata, “Orang Ikhlas adalah yang menyembunyikan kebaikan-kebaikan dirinya, sebagaimana ia menyembunyikan keburukan- keburukannya”.
- As-Suusiy berkata, “Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.”
Apa yang disampaikan di atas menjelaskan tentang membersihkan amal dari sifat ‘ujub. Merasa ikhlas dan melihat keikhlasan diri adalah ‘ujub. Dan itu merupakan salah satu perusak keikhlasan. Amal yang ikhlas adalah yang bersih dari segala jenis perusak keikhlasan.
- Ayyub berkata, “Bagi para aktivis, mengikhlaskan niat jauh lebih sulit daripada melakukan seluruh aktivitas.”
- Sebagian ulama berkata, “Ikhlas sesaat berarti keselamatan abadi. Tetapi ikhlas itu sulit sekali.”
- Suhail pernah ditanya tentang sesuatu yang paling berat bagi diri. la menjawab, “Ikhlas, sebab dengan ikhlas, diri tidak mendapatkan bagian dari apa yang dikerjakan sama sekali.”
- Fudhail berkata, “Meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya.”