Ini 4 Sifat Haji Mabrur
JAKARTA — Umat islam telah menyelesaikan prosesi Haji 1445 Hijriah / 2024. Mereka tentunya berharap agar dapat meraih haji mabrur. Seperti apa sifat dari Haji mabrur?
Dikutip dari Masalah-masalah yang Sering Ditanyakan Seputar Haji oleh Abdullah bin Shalih al-Fauzan, Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda :
“Umrah ke umrah (berikutnya) sebagai pelebur (dosa) yang terjadi di antara keduanya, dan bagi haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali surga.” Diriwayatkan oleh Bukhari (1683) dan Muslim (1349).
Sementara haji mabrur terhimpun empat sifat di dalamnya :
Pertama, biaya hajinya berasal dari harta yang halal. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala baik, tidak menerima kecuali yang baik.” HR. Muslim (1015)
Kedua, haji mabrur jauh dari perbuatan maksiat, dosa, bid’ah dan hal-hal yang berseberangan dengan syariat. Karena jika terkontaminasi ke dalam amal saleh apapun maka terkadang dapat menyebabkan tidak diterima amal tersebut, sedangkan untuk haji lebih-lebih lagi.
Ketiga, haji mabrur memiliki sifat bersungguh-sungguh dalam menjaga kewajiban-kewajiban haji beserta sunnah-sunnahnya, dengan mengkuti nabi dalam mengejawantahkannya. Sambil mengagungkan syiar-syiar Allah Ta’ala.
Keempat, haji mabrur memiliki sifat berakhlak baik, lembut terhadap orang di sekitarnya, bersikap tawadhu (rendah hati) saat di kendaraan, rumah dan berinteraksi dengan orang lain, di setiap keadaan. Sebagaimana keadaan Nabi Shallallahu “Alaihi wa Sallam saat berhaji. Yang lebih baik lagi seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr sebagaimana yang tercantum dalam at-Tamhid,
“Adapun haji mabrur adalah haji yang tidak terdapat unsur riya (pamer diri) dan sumah (siar diri), dan tidak ada perkataan yang seronok serta tidak berbuat maksiat, dan dengan harta yang halal …”