Innalillahi wa Innailaihi Roojiun Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Wafat
JAKARTA — Innalillahi wa innailaihi roojiun Pendakwah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dikabarkan wafat pada Kamis 4 Muharram 1446 Hijriah (11/7/2024) 13.35 WIB di Bogor, Jawa Barat.
“Telah meninggal dunia Syeikhuna wa Waliduna Al Karim Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Semoga Allah merahmati beliau, mengangkat derajatnya, dan mengampuni dosa-dosanya. Dan semoga Allah memberikan kesabaran kepada keluarga, murid dan jamaah yang ditinggalkannya,” kata Pendakwah, Ustadz Abu Ubaidah pada Kamis.
Adapun Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Rahimahullah dikenal sebagai pendakwah sunnah. Beliau Rahimahullah senantiasa berdakwah dengan membawakan dalil dari Alquran dan Hadist sahih. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Rahimahullah juga kerap menekankan dakwah tauhid di Tanah Air.
“Sungguh sedih hati ini mendengar duka ini, tapi kita harus sabar menghadapi ujian ini,” kata Ustadz Abu Ubaidah.
Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan, Ayyub as Sikhtiyani berkata:
( إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي ).
اللالكائي : 1/60/29، وحلية الأولياء : 3/9 .
‘Saya diberi kabar kematian seorang Ahli Sunnah, seakan-akan aku kehilangan sebagian anggota tubuhku’.
“Doakan secara tulus untuk beliau karena jasa beliau sangat besar bagi Islam dan Sunnah di Negeri ini,” kata Ustadz Abu Ubaidah.
Ummu Salamah berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim)
Di samping itu, doa kaum muslimin bagi setiap muslim akan bermanfaat bagi si mayit. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.” (QS. Al Hasyr ayat 10)