Jokowi Ingin Transportasi Massal IKN Berbasis Energi Hijau

0

Jokowi menjajal Trem Otonom di IKN dok.setneg

JAKARTA — Presiden Joko Widodo mencoba moda transportasi baru yang ramah lingkungan, autonomous rail transit (ART), atau Trem Otonom Nusantara, di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada Selasa (13/8/2024). Jokowi menginginkan agar transportasi massal IKN berbasis energi hijau.

“Kita ingin transportasi massal di IKN itu berbasis energi hijau, dan tadi ART (autonomous rail transit)-nya itu listrik. Itu yang saya harapkan nanti bisa digunakan di IKN. Selain murah, itu energinya hijau,” kata Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Negara.

Sekitar pukul 15.45 WITA, Jokowi menaiki transportasi massal IKN tersebut dari depan Istana Negara IKN, menempuh rute yang meliputi beberapa titik penting di kawasan inti pemerintahan. Trem otonom ini membawa Presiden dari Grande di depan Istana Negara, melewati Gedung Kemenko satu, lanjut ke Gedung Kemenko dua, melewati Gedung Kemenko empat, melintasi Gedung Kemenko tiga dan kembali ke Grande, dengan waktu tempuh sekitar tujuh menit. Moda transportasi ART ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menerapkan transportasi berbasis energi hijau di IKN.

Ketika ditanya tentang kesiapan ART untuk digunakan pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa moda transportasi tersebut sudah siap beroperasi. “Tadi sudah digunakan. Jadi kalau kita pakai ART ini memang jalan itu harus lebar dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, jadi memang cukup untuk (ART),” kata Jokowi.

Presiden juga menyoroti perlunya kota-kota lain di Indonesia untuk mempertimbangkan transportasi massal berbasis energi hijau, terutama kota-kota besar seperti Surabaya, Makassar, Medan, dan Bandung. Namun, ia juga mencatat tantangan yang ada, terutama terkait infrastruktur jalan yang mungkin belum memadai.

“Kalau kita pengen kan harganya kira-kira Rp 74 miliar per unit. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilonya Rp 2,3 triliun. Kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp 700 miliar per kilometer. Bedanya di situ, ini tidak berbasis rel jadi lebih murah, enggak bangun infrastruktur dasarnya, memakai jalan yang sudah ada,” ucap Presiden.

Namun, Presiden juga mengakui bahwa tantangan terbesar dalam penerapan ART di kota-kota lain adalah ketersediaan jalan yang cukup lebar. “Problemnya sekarang ini hampir di semua kota jalannya kurang lebar, itu masalahnya, jadi tidak semua kota bisa memakai ART,” kata dia.

Sementara Otorita Ibu Kota Nusantara telah meninjau persiapan Proof-of-Concept (PoC) Trem Otonom Terpadu di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara pada Sabtu (10/8/2024). PoC bertujuan untuk menguji keandalan teknologi dan keandalan produk pada Trem Otonom Terpadu tersebut.

“Nanti kita lihat, apakah Trem Otonom Terpadu ini benar fully autonomous ataukah masih menggunakan manual dan otomatis,” kata Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorta IKN, Mohammed Ali Berawi, dikutip dari laman IKN.

Adapun proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Otorita IKN dan Norinco, dengan partisipasi dari produsen sarana perkeretaapian terkemuka asal Cina, CRRC. Pelaksanaan PoC ini akan berlangsung selama dua bulan, dimulai pada 10 Agustus hingga bulan Oktober 2024.

Di samping itu, PoC Trem Otonom Terpadu tersebut juga melibatkan berbagai pihak termasuk Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan. Hal ini untuk memastikan seluruh sistem mulai dari sarana kereta hingga infrastruktur pendukung berfungsi dengan baik dan aman, serta sesuai dengan regulasi transportasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *