Karunia bagi Umat Islam, Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dok.islamonline
JAKARTA — Adalah karunia dan nikmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam kepada umat islam. Hal ini juga ditegaskan dalam ayat Alquran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Alquran) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (QS. Ali Imran ayat 164)
Mengutip buku Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Rahimahullah, Dengan diutusnya Rasulullah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mata yang buta terbuka, menjadikan telinga yang tuli mendengar dan membuka qalbu yang terkunci mati. Dengan diutusnya Rasulullah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah, serta menyatukan orang dan kelompok setelah bercerai-berai dan bermusuhan.
Kemudian, Rasulullah ﷺ menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Beliau menyampaikan risalah, menunaikan amanah, serta berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jihad yang sebenar-benarnya, hingga kematian datang kepada beliau ﷺ sementara ummat manusia masuk ke dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbondong-bondong. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau ﷺ dan memberi ganjaran yang lebih besar atas jasa beliau kepada kita, melebihi ganjaran yang pernah diberikan-Nya kepada seorang Nabi karena berjasa kepada ummatnya.
Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan agama yang Dia ridhai untuk menjadi agama bagi ummat ini, Allah menurunkan ayat kepada Nabi-Nya dalam rangka mengingatkan beliau dan ummatnya terhadap karunia-Nya, yaitu sebuah ayat yang berbunyi:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“.. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu ….” (QS. Al-Maidah ayat 3)
Ayat ini turun pada hari besar ummat Islam, hari berkumpulnya kaum Muslimin yang paling agung yaitu hari dilaksanakannya wukuf di Arafah yang bertepatan dengan hari Jumat sebagai hari raya ummat Islam setiap pekannya. Ummat manusia telah berdatangan dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah ﷺ, maka para Sahabat mendengar langsung ayat ini dari lisan beliau, sehingga mereka mengetahui besarnya karunia dan nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada mereka berupa agama ini dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyempurnakan dan memilihnya untuk mereka.
Para Sahabat pun mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih mereka untuk mengibarkan dan menyebarkan panji-panji agama-Nya, berjuang dan berkorban di jalan-Nya, baik dengan jiwa maupun dengan harta dan raga, dengan meneladani Rasulullah ﷺ. Ini pun merupakan nikmat dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ummat ini, yaitu karena mereka telah membawa bendera jihad dan dakwah, menyampaikan Dienullah (agama Allah) di atas dasar ilmu sehingga Islam menyebar di berbagai penjuru dunia dan cahaya Islam menerangi belahan Timur dan Barat bumi ini, melalui perjuangan mereka radhiyallahu anhum.