Menteri Senior Jerman Blokir Penjualan Senjata ke Israel

BERLIN — Menteri senior di pemerintahan Jerman telah memblokir penjualan senjata ke Israel selama tujuh bulan terakhir. Hal ini terjadi di tengah tuntutan agar Tel Aviv menjamin tidak akan menggunakan senjata tersebut untuk kejahatan perang dan tindakan genosida, demikian yang terungkap dalam laporan.
Melansir Middle East Monitor, Menurut surat kabar Jerman Bild dan media Amerika Politico, Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck dan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock telah menahan persetujuan untuk ekspor senjata ke Israel. Ini dilakukan dengan tujuan mencari jaminan dari negara pendudukan tersebut bahwa pasukan pendudukannya tidak akan menggunakan senjata Jerman untuk genosida dan kejahatan perang terhadap warga Palestina.
Penolakan untuk menyetujui ekspor tersebut dilaporkan dilakukan di Dewan Keamanan Federal Jerman, badan yang terdiri dari menteri senior, pada dasarnya menyetujui keputusan mengenai ekspor senjata ke negara asing. Kedua menteri tersebut juga merupakan bagian dari Partai Hijau negara tersebut, yang berada dalam koalisi pemerintahan dengan Partai Demokrat Sosial pimpinan Kanselir Olaf Scholz.
Sementara ekspor senjata yang disetujui dari Jerman ke Israel berjumlah 14,5 juta euro dari Januari hingga 21 Agustus tahun ini. Hanya dua persen dari jumlah tersebut yang dilaporkan merupakan senjata tempur, sedangkan sisanya terdiri dari peralatan militer lainnya seperti helm, rompi pelindung, dan peralatan komunikasi.
Menurut data dari Kementerian Ekonomi, yang menyetujui lisensi ekspor, Reuters melaporkan bulan lalu bahwa tahun lalu Jerman menyetujui ekspor senjata ke Israel senilai 326,5 juta euro. Ini termasuk peralatan militer dan senjata perang, meningkat sepuluh kali lipat dari 2022.
Pembatasan tahun ini diperpanjang selama beberapa bulan, dengan Berlin tidak menyetujui ekspor senjata perang apa pun ke Israel semenjak Maret, hingga Tel Aviv memberikan jaminan bahwa senjata tersebut tidak akan digunakan terhadap warga sipil Palestina.