Meraih Kebahagiaan Hidup dalam Islam
JAKARTA — Terdapat cara yang dapat ditempuh muslim agar dapat meraih kebahagiaan hidup. Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi’i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA mengatakan, semua orang menginginkan kebahagiaan hidup. Namun tidak banyak yang mengetahui jalan menuju kebahagiaan tersebut.
“Kebahagiaan seorang insan itu di awali dari kondisi dan suasana hati. Barang siapa yang hatinya baik, maka seluruh jasadnya akan ikut baik. Sebaliknya barang siapa yang hatinya rusak, maka seluruh jasadnya akan rusak,” kata Ustadz Abdullah dalam keterangan tertulisnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ”.
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh jasad akan baik. Namun jika ia rusak maka seluruh jasad akan rusak. Ketahuilah bahwa segumpal daging tersebut adalah: hati”. HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ’anhu.
“Bila kebaikan itu beraroma, niscaya pantasnya ia beraroma wangi semerbak. Sebaliknya jika keburukan itu memiliki bau, tentu layaknya ia berbau sebusuk bangkai. Maka siapapun yang menyimpan wanginya kebaikan di dalam hatinya, niscaya hidupnya akan bahagia. Namun siapapun yang menyimpan busuknya keburukan dalam hatinya, pasti ia akan merasakan kegelisahan dan kegundahgulanaan,” papar Ustadz Abdullah.
Ustadz Abdullah mengatakan, jika muslim menginginkan kebahagiaan hidup, ikuti langkah-langkah berikut:
• Penuhi hati dengan ketergantungan hati dan tawakal kepada Allah. Jangan menggantungkan hati kepada selain Allah.
• Teruslah melatih keikhlasan hati dalam menjalankan seluruh ibadah dan amal salih. Kikis hati dari penyakit riya dan pamer kebaikan.
• Sering-seringlah mengingat Allah dan kebesaran-Nya. Bukan mengingat-ingat omongan orang yang justru seringkali menyakitkan hati.
• Isi hati dengan kecintaan terhadap amal salih dan orang-orang salih. Tumbuhkan kebencian terhadap maksiat dan para pelakunya.
• Hiasi jiwa dengan tawadhu dan kerendahan hati. Bukan mengotorinya dengan kesombongan dan keangkuhan.
• Gampanglah memafkan kesalahan orang lain. Jangan biarkan perasaan dendam dan sakit hati bercokol lama di dalam hati.
• Latihlah diri untuk ridha dengan takdir yang ditetapkan Allah ta’ala. Singkirkan dari hati perasaan iri dan hasad.
• Biasakan diri untuk senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan kaum mukminin. Buang dari hati prasangka buruk.
“Teruslah berjuang merealisasikan langkah-langkah di atas, selama hayat masih dikandung badan. Niscaya hal itu akan membuahkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat,” kata Ustadz Abdullah.