Pendapatan Tak Sesuai Ekspektasi, Intel PHK 15.000 Karyawan
SACRAMENTO — Pembuat chip Intel telah mengumumkan rencana untuk memangkas lebih dari 15 persen atau 15 ribu tenaga kerjanya Hal ini dilakukan karena Intel berupaya mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya seperti Nvidia dan AMD.
Adapun rencana restrukturisasi diumumkan pada Kamis (1/8/2024). Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memangkas biaya sebesar 10 miliar dolar pada 2025.
“Sederhananya, kami harus menyelaraskan struktur biaya kami dengan model operasi baru kami dan mengubah cara kami beroperasi secara mendasar,” kata CEO Intel Corp Pat Gelsinger dalam memo kepada staf, melansir laman Aljazirah.
Langkah ini dilakukan setelah perusahaan melaporkan kerugian sebesar 1,6 miliar dolar pada periode April-Juni. Sementara apabila dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya sebesar 1,5 miliar dolar. Pendapatan turun satu persen menjadi 12,8 miliar dolar, sedangkan perkiraan pendapatan antara 12,5 miliar dolar dan 13,5 miliar dolar untuk periode Juli-September tidak memenuhi ekspektasi analis.
“Pendapatan kami belum tumbuh seperti yang diharapkan, dan kami belum sepenuhnya mendapatkan manfaat dari tren yang kuat, seperti AI. Biaya kami terlalu tinggi, margin kami terlalu rendah. Kami membutuhkan tindakan yang lebih berani untuk mengatasi keduanya, terutama mengingat hasil keuangan dan prospek kami untuk paruh kedua tahun 2024, yang lebih sulit dari yang diharapkan sebelumnya,” papar Gelsinger.
Di sisi lain, saham Intel anjlok 20 persen dalam perdagangan yang diperpanjang. Hal ini membuat produsen chip itu berada di jalur yang tepat untuk kehilangan nilai lebih dari 24 miliar dolar saat pasar saham dibuka kembali.
Di samping itu, Intel pernah menjadi pemimpin pasar untuk chip yang digunakan dalam segala hal mulai dari laptop hingga pusat data. Kini Intel telah berjuang untuk mengimbangi Nvidia dan AMD di tengah maraknya kecerdasan buatan (AI).
Intel mengumumkan pada Juni, mereka akan menghentikan perluasan proyek pabrik besar di Israel. Dengan menyatakan pada saat itu bahwa keputusan untuk melakukan proyek skala besar mempertimbangkan kondisi bisnis, dinamika pasar, dan pengelolaan modal yang bertanggung jawab.
Di bawah Gelsinger, Intel telah mengalihkan fokusnya untuk merancang prosesor AI canggih dan memperkuat bisnis manufaktur sewaannya setelah kalah bersaing dengan TSMC Taiwan.