Ribuan Warga Suriah Padati Masjid Ummayad untuk Salat Jumat Pertama

Ribuan warga Suriah membawa bendera revolusioner di Damaskus pada Jumat (13/12/2024) dok.middleeasteye
DAMASKUS — Ribuan warga Suriah membanjiri Masjid Ummayad di Kota Tua pada Jumat (13/12/2024) untuk salat Jumat pertama yang diadakan semenjak penggulingan Bashar al-Assad.
“Hari ini istimewa. Sebelumnya, kami adalah budak, tetapi sekarang kami bebas dan kami dapat mengatakan apa pun yang kami inginkan. Semoga Tuhan memberi kami hari-hari yang lebih baik di masa mendatang,” kata warga Damaskus, Abdullah Mohammed (41 tahun), dilansir dari Middle East Eye.
Mohammed tinggal di Damaskus dan jarang menghadiri salat Jumat di Masjid Ummayad. Akan tetapi ia membuat pengecualian pada hari Jumat ini.
Mohammed berada di antara pengunjung yang gembira di halaman masjid. Para pemberontak bersenjata, anak-anak yang memegang bendera, warga Suriah seperti dia dari ibu kota, dan tempat jauh lainnya berkerumun di sekitar kompleks, mengambil foto dan video. Matahari bersinar terang di atas mosaik emas kuno.
Seorang pejuang pemberontak berusia 33 tahun dari Damaskus, Haidar mengatakan bahwa dia telah tinggal di Idlib, provinsi barat laut. Adalah wilayah yang dikuasai pemberontak, menjadi tempat perlindungan bagi banyak warga Suriah yang melarikan diri dari wilayah yang dikuasai pemerintah. Akan tetapi selama beberapa tahun terakhir, dia selalu percaya bahwa dirinya akan kembali ke masjid.
“Itu adalah jantung Suriah. Itu adalah sebuah simbol. Saya selalu percaya bahwa saya akan melihatnya karena saya percaya kepada Tuhan dan Tuhan telah memberi kita hari ini,” ucapnya.
Sementara pemimpin pemberontak, Abu Mohammed Golani memimpin serangan kilat yang menggulingkan rezim Assad. Dia telah memberi tahu warga Suriah untuk berhenti bekerja pada Jumat dan merayakannya.
Di seberang Souk Hammidiyah, pasar yang berliku-liku, jendela-jendela toko diturunkan, masih memamerkan bendera dua bintang dari Suriah kuno. Namun, di sepanjang jalan utama terdapat orang-orang yang menjual bendera revolusioner. Itu banyak dibawa melewati reruntuhan Romawi dalam perjalanan menuju masjid berusia 1.300 tahun di jantung Kota Tua.