Terpedaya Dunia

dok.aboutislam
JAKARTA — Dunia merupakan kehidupan yang sementara, dan manusia akan meninggalkan tempatnya saat ini. Akan tetapi, manusia kerap terpedaya oleh dunia. Manusia yang terpedaya dunia adalah orang yang tertipu.
Hal ini sebagaimana disampaikan Ibnul Qayyim, manusia yang paling tertipu adalah yang terpedaya oleh kehidupan dunia yang tampak di hadapan mereka. Bahkan, mereka lebih meridhai, dan mengutamakan dunia daripada akhirat.
“Seindah-indahnya dunia, tidak ada nilainya dengan akhirat,” kata Pendakwah lulusan Darul Hadist Dammaj Yaman dan Pembina Yayasan As-Sahabat Bogor, Ustadz Luthfi Abdul Jabbar dalam kajian kitab Ad-Daa wa Ad-daa waa di Masjid Al-Azhar Bekasi, Kamis (23/1/2025).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ وَّ اَبۡقٰىؕ
“padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS. Al-A’la ayat tujuh)
Disebutkan dalam Jami’ut Tirmidzi, dari Nabi shallallahualaihiwasallam, bahwasanya beliau bersabda:
إِنَّ اللهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الْإِيْمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ
“Sesungguhnya Allah memberikan kenikmatan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan orang yang tidak dicintai-Nya, tetapi Allah tidak memberikan iman selain kepada orang yang dicintai-Nya.”
“Dunia, Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada Firaun, Qarun, dan orang yang mencela Allah. Yahudi, mengatakan ‘Tangan Allah terbelenggu’, sampai saat ini Yahudi kafir, tetap dikasih dunia,” ucap Ustadz Luthfi.
Ustadz Luthfi mengatakan, orang yang beriman harus memiliki cita-cita, dan itu adalah surga. Segala hal yang dapat menghambat meraih cita-cita surga, maka harus ditinggalkan.