Trump Ingin Warga Gaza Direlokasi ke Mesir dan Yordania

Donald Trump saat mengucapkan terima kasih kepada warga Amerika karena terpilih menjadi presiden dok.anadoluagency
LOS ANGELES — Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Sabtu (25/1/2025) mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania. Hal ini disebut sebagai usulan tidak biasa, yang ditentang oleh pemerintahan Joe Biden sebelumnya.
“Saya katakan kepadanya (raja Yordania) bahwa saya ingin Anda menangani lebih banyak hal karena saya melihat seluruh Jalur Gaza saat ini dan itu kacau balau, benar-benar kacau balau. Saya ingin dia (raja Yordania) menerima orang-orang,” kata Trump dilansir dari laman Anadolu Agency.
Trump berbicara kepada wartawan sebelum berangkat dari Los Angeles menuju Miami. Trump mengatakan, ia mengangkat masalah tersebut melalui panggilan telepon dengan Raja Abdullah II dari Yordania, dan ia mungkin akan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Ahad (26/1/2025).
“Saya ingin Mesir menerima orang-orang. Saya akan berbicara dengan Jenderal Al Sisi besok. Saya ingin Mesir menerima orang-orang. Dan saya ingin Yordania menerima orang-orang,” kata Trump.
“Anda berbicara tentang satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan seluruh tempat itu. Anda tahu selama berabad-abad, ada banyak sekali konflik. Dan saya tidak tahu, sesuatu harus terjadi,” lanjutnya.
Dia mengatakan, Gaza telah dihancurkan. Dia pun menginginkan keterlibatan dengan negara-negara Arab.
“Hampir semuanya dihancurkan dan orang-orang sekarat di sana. Jadi saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi yang berbeda di mana mereka mungkin bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” kata Trump.
Dia melanjutkan, pemindahan itu bisa bersifat sementara atau bisa juga jangka panjang. Sementara Pemerintahan Biden menentang pemindahan penduduk Gaza ke luar daerah kantong itu. Kemudian menganjurkan pengembalian warga Gaza ke rumah mereka setelah kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara.
Adapun perang genosida Israel telah memakan korban lebih dari 47 ribu warga Palestina yang wafat, sebagian besar wanita dan anak-anak. Kemudian melukai lebih dari 111 ribu orang semenjak 7 Oktober 2023.