UNRWA Didesak Lanjutkan Pengiriman Bantuan

Bantuan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dok.anadoluagency
GAZA — Kantor Media Pemerintah Gaza mendesak badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (2/12/2024) untuk membatalkan keputusannya untuk menangguhkan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza melalui penyeberangan perbatasan Kerem Shalom.
Melansir Anadolu Agency, Pemerintah Gaza meminta UNRWA untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke wilayah yang diblokade. Pemerintah menekankan kondisi kemanusiaan yang memburuk, khususnya kekurangan pangan yang parah. Pemerintah mendesak badan tersebut untuk mencari rute alternatif yang lebih aman untuk mengirimkan pasokan.
Sebelumnya UNRWA mengumumkan pada Ahad (1/12/2024), mereka menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui penyeberangan yang dikontrol Israel. Hal ini dilakukan dengan alasan masalah keamanan.
“Kami menghentikan pengiriman bantuan melalui Kerem Shalom, titik penyeberangan utama untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jalan keluar dari penyeberangan ini tidak aman selama berbulan-bulan,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.
Dia menyoroti insiden yang mengkhawatirkan di mana konvoi besar truk bantuan dicuri oleh geng-geng bersenjata pada tanggal 16 November. Kemudian menambahkan bahwa pada Sabtu (30/11/2024), UNRWA mencoba membawa beberapa truk makanan di rute yang sama namun semuanya diambil.
Pemerintah Gaza menuduh Israel berkoordinasi dengan geng-geng bersenjata untuk mencuri pengiriman bantuan, yang secara efektif mencegah pasokan penting.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel terlibat dalam membiarkan penjarahan terus berlanjut tanpa kendali. Hal ini menunjukkan adanya upaya yang disengaja untuk memperburuk krisis kemanusiaan.
Di samping itu harian Israel Haaretz, melaporkan kelompok bersenjata di Gaza diizinkan untuk mencuri kiriman bantuan, sementara pasukan Israel menutup mata. Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya dalam organisasi bantuan internasional, pasukan Israel tidak hanya memfasilitasi pencurian ini tetapi dalam beberapa kasus mengambil alih kendali barang-barang tersebut, menyimpannya di gudang militer.
Adapun blokade yang sedang berlangsung telah mengintensifkan krisis kelaparan di Gaza, dengan wilayah utara khususnya yang terkena dampak. Wilayah tersebut, sering digambarkan sebagai penjara terbuka terbesar di dunia. Itu berada di bawah blokade Israel selama 18 tahun, yang berdampak pada hampir 2,3 juta warga Palestina.
Sementara Pihak berwenang Gaza menuduh Israel bersama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Prancis terlibat dalam kejahatan perang dengan memberikan dukungan militer dan logistik kepada Israel.