Ini Pembicaraan Menag dan Menhaj Saudi
MAKKAH — Salah satu agenda penting dalam kunjungan ke Arab Saudi, Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah pada Senin (25/11/2024). Pertemuan keduanya di Masjidil Haram, Makkah membahas banyak persoalan, mulai dari persiapan haji 2025 hingga pemberdayaan umat.
“Alhamdulillah kami melakukan pertemuan dengan Menteri Haji, dr Tawfiq Al Rabiah. Alhamdulillah kami diterima dengan baik di Masjidil Haram. Ternyata di Masjidil Haram itu ada tempat pertemuan yang sangat luar biasa,” kata Nasaruddin dikutip dari laman Kementerian Agama.
Hadir dalam pertemuan terbatas ini, Kepala Badan Penyelenggara Haji Muchammad Irfan Yusuf, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, dan Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam.
“Alhamdulillah kami juga sudah ada Badan Penyelenggara Haji yang memberikan bantuan yang sangat signifikan terhadap penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji Indonesia,” kata Nasaruddin.
Adapun sejumlah poin penting yang dibicarakan Menag RI dan Menhaj Saudi, di antaranya Pertama, Nasaruddin meminta agar jamaah haji Indonesia tidak menempati kawasan Mina Jadid. “Alhamdulillah itu diapresiasi,” ucapnya.
Kedua, Nasaruddin meminta penambahan jumlah petugas. Menurut dia, banyak jamaah Indonesia yang lanjut usia saat beribadah haji. Sehingga, perlu petugas yang memadai untuk memberikan pendampingan dan pelayanan, termasuk dari unsur dokter dan tenaga medis kesehatan.
“Jadi petugas haji kami mohon ditambah, minimal dipertahankan seperti haji tahun lalu dengan segala konsekuensinya karena kami perlu pelayan jamaah haji yang sudah banyak berumur,” kata Menag.
“Tanggapan Menteri Haji akan mempertimbangkan mengingat kenyataannya seperti itu. Pemerintah Saudi menurut informasi akan mengurangi 50 persen dari total kuota petugas. Tapi malah justru kita minta ditambahkan dan itu akan dipertimbangkan dengan alasan alasan tadi. Mudah-mudahan berhasil perjuangan kita,” lanjutnya.
Ketiga, terkait murur, jika diperbolehkan oleh fatwa MUI, akan lebih melancarkan pergerakan jamaah haji. Keempat, diskusi tentang Dam. Nasaruddin menyampaikan bahwa di Indonesia, ada kajian bahwa Dam boleh dilaksanakan di Indonesia. Artinya, kambing Dam dipotong di Indonesia, dan dagingnya didistribusikan ke warga Indonesia.
“Kata Menteri Haji, tergantung. Kalau misalnya pertimbangan ulama setempat menganggap itu boleh, kami tidak ada masalah. Malah lebih ringan: mengurangi beban kami dan menambah manfaat bagi masyarakat Indonesia itu sendiri,” kata Nasaruddin.
“Sekali lagi, apakah itu sudah dibenarkan oleh fatwa MUI? Ini kami akan diskusikan,” lanjutnya.
Kepada Tawfiq, Nasaruddin juga terkait penerapan negara lain perihal dam. Dia menjelaskan bahwa ada, tapi secara sporadis, termasuk Turki juga banyak melaksanakan hal yang sama. Kelima, Menag menjelaskan bahwa kebijakan Tanazul diserahkan ke Indonesia.
“Kalau memang itu lebih siap, sebetulnya lebih bagus, melonggarkan pergerakan di Mina,” kata dia.
Isu keenam yang didiskusikan adalah terkait maskapai penerbangan. Keduanya mendiskusikan kemungkinan penggunaan Garuda dan Saudia, serta maskapai lain sebagai alternatif. “Ini kita akan diskusikan lebih lanjut,” ucapnya.
Ketujuh, Tawfiq mengimbau Indonesia segera menghubungi layanan hotel jika ingin mendapat lokasi lebih dekat, khususnya ke Masjid Nabawi di Madinah. Perlu lebih cepat karena pendekatannya adalah siapa cepat akan dapat layanan lebih awal.
Di samping itu, pertemuan keduanya di Masjidil Haram tidak hanya membahas urusan haji. Kedua tokoh ini juga membincang masalah pemberdayaan umat. Nasaruddin mengaku punya pandangan yang sama dengan Tawfiq berkenaan perlunya upaya mengangkat harkat dan martabat umat Islam, bukan saja di Indonesia dan Saudi Arabia tapi juga dunia Islam.
Nasaruddin mengusulkan agar bisa dibangun Museum Hadits di Masjid Istiqlal, seperti yang ada di Madinah.
“Menhaj bertanya ada tidak space untuk dibangun? Saya bilang ada dan lengkap. Dalam waktu dekat ini, insya Allah beliau akan melakukan pendekatan-pendekatan, kemungkinan untuk kita membuka Museum Hadits di Istiqlal,” ucap Nasaruddin.
Sebelumnya Nasaruddin Umar pada Ahad (24/11/2024), juga menggelar Rapat Koordinasi di Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah. Rakor membahas berbagai hal terkait persiapan penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M.
“Kita melakukan rapat koordinasi untuk mempersiapkan pelaksanaan haji di tahun mendatang,” kata Nasaruddin.
Rakor dihadiri Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochammad Irfan Yusuf, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah, Dubes RI untuk Saudi Abdul Aziz, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Staf Khusus Menag Gugun Gumilar dan Bunyamin, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, dan Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
“Kita mempersamakan wawasan dan visi ke depan Kemenag, terutama yang berkaitan dengan haji dan umrah,” kata dia.