Seruan Pengurangan Populasi Palestina
TEL AVIV — Menurut laporan media, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Senin (25/11/2024) menegaskan kembali seruannya yang kontroversial untuk pendudukan Jalur Gaza dan pengurangan populasi Palestina hingga setengahnya dalam waktu dua tahun.
Berbicara pada pertemuan Partai Zionisme Religius sayap kanannya, proposal ekstrem penguranham populasi Palestina oleh Smotrich dilaporkan oleh Channel 12 dan Israel Hayom. “Mengurangi jumlah penduduk Palestina di Jalur Gaza hingga setengahnya hanya dalam waktu dua tahun,” sebut Israel Hayom mengutip Anadolu Agency.
Baru-baru ini, Smotrich telah berulang kali menyerukan pendudukan Gaza. Dan yang erbaru pada 18 November, ketika ia mendesak pendudukan penuh di Gaza utara untuk memaksa Hamas membebaskan sandera Israel, setelah militer gagal membebaskan mereka dengan kekerasan.
“Untuk membawa kembali (sandera Israel di Gaza) yang diculik, kita harus menduduki Gaza utara sepenuhnya dan memberi tahu Hamas bahwa jika mereka tidak mengembalikan mereka, kita akan tinggal di sana selamanya; dengan demikian, Gaza akan kehilangan sepertiga wilayahnya,” kata Smotrich.
Di samping itu, Tel Aviv telah mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia. Israel mengepungnya selama 18 tahun dan memaksa sekitar dua juta dari 2,3 juta penduduknya ke dalam kondisi bencana dengan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah dan disengaja.
“Kami akan terus melakukannya sampai Hamas dibasmi dan kesepakatan dicapai yang menyatakannya menyerah. Kami tidak akan berhenti (di Gaza) sampai kami menghancurkan musuh-musuh kami dan sepenuhnya memulihkan keamanan bagi Negara Israel,” ucapnya.
Sementara Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin menyatakan, 24 warga Palestina meninggal dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Untuk itu jumlah korban wafat secara keseluruhan semenjak tahun lalu menjadi 44.235 jiwa.
Sebuah pernyataan kementerian menambahkan bahwa sekitar 104.638 orang lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung itu. “Pasukan Israel menewaskan 24 orang dan melukai 71 lainnya dalam dua pembantaian keluarga dalam 24 jam terakhir,” sebut Kementerian Kesehatan.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” lanjutnya.