Tiga Kesalahan Dalam Tawakal
JAKARTA — Pendakwah lulusan Universitas Islam Madinah, Ustadz Dr. Firanda Andirja MA mengungkapkan tiga kesalahan manusia dalam tawakal. Hal ini disampaikan dalam Kajian Tematik, Bertawakal Optimal sesuai Tuntunan Syari melalui Channel Youtube Firanda Andirja.
“Tiga kesalahan dalam bertawakal, yang pertama syirik yaitu bersandar kepada sebab. Yang kedua mengingkari sebab menimbulkan akibat, ini juga celaan terhadap akal. Yang ketiga, tidak mau melakukan sebab sama sekali, maka ini celaan terhadap Syariat,” kata Ustadz Firanda.
Ustadz Firanda menjelaskan, para ulama mengatakan, siapa yang ketika berusaha dia fokus pada sebab atau ikhtiar yang dilakukan, lupa untuk bersandar kepada Allah, dan merasa keberhasilan sebab dari ikhtiarnya, maka ini disebut syirik dalam tauhid.
Kemudian Ustadz Firanda mengatakan, dalam alam semesta ini Allah ta’ala menciptakan hukum sebab akibat. Sebagai contoh, makan menyebabkan seseorang menjadi kenyang, dan juga sebab untuk memiliki anak adalah dengan menikah.
Ustadz Firanda menjelaskan, apabila seseorang tidak mau berikhtiar sama sekali maka ini merupakan celaan terhadap Syariat. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tetap berikhtiar saat ikut berperang dengan menggunakan baju perang yang terbuat dari besi.
Di samping itu, Ustadz Firanda mengatakan, ketika seseorang bertawakal maka terkumpul di dalamnya banyak nilai-nilai tauhid. Bagi orang yang bertawakal dengan benar maka dia akan mendapatkan ganjaran yang besar, yakni masuk surga tanpa azab dan hisab.
Dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, dia berkata,
وَعَدَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلا عَذَابٍ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا وَثَلاثَ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ
“Rabbku ‘Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah ‘Azza wa Jalla.” (Dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah)
Dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, ‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.’ Aku berkata, ‘Kenapa?’ Dia menjawab, ‘Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.’Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.’ Nabi pun berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.’ Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.’ Nabi Shalalahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kamu telah didahului oleh Ukasyah’.” (HR. Bukhari 6059)
“Sifat kesatu, kedua dan ketiga itu sumbernya dari tawakal. Kenapa mereka tidak minta diruqyah, kenapa mereka tidak berobat dengan besi yang dipanaskan dan kenapa mereka tidak percaya dengan tathoyur, pamali-pamali, karena mereka bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ternyata orang yang tawakalnya sempurna maka dia masuk surga tanpa azab dan tanpa hisab. Dan ini lah cita-cita setiap mukmin,” papar Ustadz Firanda.